Pemerintah Malaysia membentuk pusat pengawasan IS/ISIS di dunia siber untuk menangkal semua bentuk propaganda militan IS/ISIS di media sosial.
Diberitakan Channel News Asia, Perdana Menteri Najib Razak pada Jumat (25/3) mengatakan, pusat pengawasan ini akan mulai beroperasi pada 1 April mendatang di semua negara bagian.
Menurut Najib, pusat pengawasan ini akan menangkal upaya propaganda dan radikalisasi serta rekrutmen ISIS di Malaysia. Lembaga semacam ini baru ada di Amerika Serikat dan Dubai.
Kepala polisi Malaysia, Inspektur Jenderal Khalid Abu Bakar, mengatakan pusat pengawasan siber ISIS di Asia Tenggara terlambat dibangun.
"Kita tidak bisa menunggu lagi. Itulah mengapa informasi apapun, tidak peduli seberapa kecil menunjukkan kaitan seseorang dengan anggota ISIS, kami akan menindak mereka," kata Khalid.
Dalam beberapa hari terakhir, kepolisian Malaysia melakukan penggerebekan di tujuh negara bagian dan menahan 15 tersangka teroris, termasuk di antaranya adalah teknisi pesawat, penceramah dan seorang anggota polisi.
Mereka disebut terlibat dalam pengumpulan dana bagi kelompok yang terkait ISIS di selatan Filipina. Beberapa di antaranya juga dituding meretas situs pemerintah dan tengah mengumpulkan bahan kimia untuk membuat bom.
Direktur Cabang Khusus Kepolisian Malaysia Mohamad Fuzi Harun mengatakan, pasukan siber ISIS harus dihentikan. "Kami akan melawan narasi mereka, untuk meluruskan informasi menyimpang yang mereka sampaikan," kata Fuzi.
VIDEO:
JOIN