
Pemimpin kelompok paramiliter Syiah Irak mengkritik kurangnya perencanaan matang dalam operasi merebut Fallujah gagal dari tangan Islamic State (IS/ISIS).
“Sayangnya tidak ada perencanaan tepat untuk operasi militer ini,” kata Hadi al-Amiri, pemimpin Organisasi Badr yang merupakan bagian dari koalisi milisi Syiah di Irak, dalam wawancara di televisi Al-Sumaria pada Minggu (5/6).
Koalisi milisi Syiah memerangi Fallujah bersama dengan tentara Irak, dan menerima dukungan dari Iran. Dalam operasi ini, mereka juga mendapat dukungan dari koalisi serangan udara pimpinan (AS) Amerika Serikat.
Pada awal Juni, Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengatakan operasi ke Fallujah diperlambat karena khawatir akan keselamatan puluhan ribu warga sipil yang terjebak di dalam kota dengan keterbatasan akses akan air, makanan dan obat-obatan.
Namun Amiri menuding otoritas Irak memindahkan aset militer menjauhi Fallujah, ke garis depan pertempuran di Mosul, ibu kota de facto ISIS di Irak utara.
“Saya yakin mengirimkan banyak kendaraan perang dan aset ke Makhmour, di bawah dalih pertempuran Mosul, adalah pengkhianatan terhadap pertempuran Fallujah,” kata Amiri.
“Hari ini perencanaan militer dan tekanan Amerika bertujuan untuk melaksanakan operasi ini secara paralel dengan operasi membebaskan Mosul. Kami berkata kepada mereka, ‘Anda menolong atau tidak, kami akan memenangkan pertempuran Fallujah.’” tambahnya.
Abadi memerintahkan serangan ke Fallujah setelah serangkaian serangan bom yang diklaim oleh IS melanda wilayah Syiah di Baghdad, menewaskan hingga ratusan orang.
Fallujah akan menjadi kota besar ketiga di Irak yang direbut kembali oleh pemerintah Irak setelah kampung halaman mantan diktator Saddam Hussein, Tikrit, dan Ramadi, ibu kota provinsi barat di Anbar.
JOIN