PARIS – Kepolisian Prancis memberikan laporan bahwa 90 pengebom bunuh diri siap menyerbu Eropa. Para teroris itu juga disinyalir telah meningkatkan kemampuan dalam enkripsi data dan teknik membuat bom untuk mencapai targetnya.
Laporan dalam bentuk dokumen setebal 55 halaman itu dipersembahkan secara eksklusif kepada Menteri Dalam Negeri Prancis. Dalam dokumen tersebut juga disebutkan ISIS siap mengirim para ahli pembuat bom dari Suriah ke Eropa. Laporan itu dibuat sesuai keterangan saksi mata dan otoritas setempat usai teror Paris pada 13 November 2015.
Laporan tersebut juga menyebut bom yang digunakan para teroris sangat mudah dibuat dan cukup efektif. Mereka menemukan jejak bom itu di lokasi teror Paris. Pembuat bom menggunakan triacetone triperoxide (TATP) yang dapat diperoleh dari benda-benda seperti pemutih atau penghapus kuteks, sesuatu yang dapat dibeli tanpa menimbulkan kecurigaan.
“Bahan-bahan itu, ketika dikombinasikan, sangat tidak stabil dan sangat rentan meledak jika tidak hati-hati. Untuk menggunakan TATP butuh pelatihan rutin. Itulah mengapa para pembuat bom sangat terlatih,” ujar Direktur Program Studi Keamanan Nasional di New America Foundation Peter Bergen, sebagaimana dilansir Russia Today, Selasa (22/3/2016).
Laporan tersebut turut mengungkap lemahnya kontrol perbatasan sebagai jalan masuk bagi para teroris untuk bebas berkeliaran di seantero Eropa tanpa menimbulkan kecurigaan. Ketidakmampuan pemerintah-pemerintah Benua Biru untuk berbagi informasi intelijen juga memudahkan para jihadis beraksi tanpa terdeteksi.
“Kami tidak berbagi informasi. Kami bahkan tidak setuju untuk menerjemahkan nama orang-orang yang ditulis dalam aksara Arab atau Sirilik. Jadi jika seseorang datang ke Eropa lewat Estonia atau Denmark, mereka dapat dengan mudah terdaftar di Prancis atau Spanyol,” ujar mantan Kepala Intelijen Prancis, Alain Chouet.
JOIN