Kelompok militan IS/ISIS sedikitnya telah melatih 400 orang untuk melakukan serangkaian gelombang serangan terhadap Eropa.
Associated Press mengabarkan Rabu (23/3/2016), mereka dibagi dalam sel-sel teror, seperti yang dilakukan terhadap Brussels ataupun serangan mematikan di Paris, November tahun lalu.
Sejumlah perwira intelijen Eropa dan Irak yang memantau kelompok tersebut, menyebutkan sel-sel teror itu dilatih di sejumlah lokasi. Di antaranya di Suriah, Irak dan mungkin di sejumlah negara bekas Uni Soviet.
Sedikitnya 400 hingga 600 gerilyawan ISIS dilatih khusus untuk melakukan serangan ke Eropa dan Barat. Sejauh ini ada 5 ribu warga Eropa terbang ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok itu.
''Masalahnya, bila kita tahu berapa jumlah persisnya, maka kejadian di Brussels dan Paris tidak akan terjadi,'' tutur Senator Nathalie Goulet, kepala komisi pemantau jaringan jihad.
Para anggota sel teroris itu dilatih soal strategi di lapangan, merakit bahan peledak, teknik pengintaian dan anti-pelacakan.
''Bedanya,'' menurut seorang pejabat keamanan Barat, ''Mereka tidak lagi dilatih dalam beberapa pekan saja, tetapi dilatih dengan serius,'' katanya.
Strategi latihan berlangsung lebih lama, dan mereka membentuk satuan unit khusus.
''Tujuannya tidak lagi memakan korban sebanyak-banyaknya, melainkan melakukan operasi aksi teror sesering mungkin, sehingga musuh mereka terpaksa menghabiskan dana dan personil semakin besar,'' tutur pejabat tersebut.
Seorang intelijen senior dari Irak menjelaskan bahwa sel-sel teroris yang beraksi di Paris, bakal melakukan aksinya di sejumlah lokasi lainnya. Di antaranya di Jerman, Ingris, Italia, Denmar dan Swedia. Baru-baru ini sebuah grup baru terlihat melintas dari Turki.
90 Bomber
Sebelum terbunuh, pemimpin tim IS dalam serangan di Paris 13 November 2015 sempat mengeklaim kelompoknya sudah masuk ke Eropa dalam jumlah 90 orang. Mereka adalah kelompok multi-etnis yang telah tersebar di mana-mana.
Sama seperti yang terjadi di Paris, pihak berwenang di Belgia kini mengejar satu buroanan terkait peristiwa hari Selasa lalu.
Seorang pria yang mengenakan jaket putih yang terlihat di rekaman keamanan bandara dengan dua pelaku serangan bunuh diri.
Diduga, orang yang identitasnya hingga kini belum diketahui juga akan mengikuti jejak Salah Abdeslam, pelaku serangan di Paris.
Abdeslam yang melarikan diri dari Paris usai serangan yang menewaskan 130 orang, langsung membuat jaringan kecil di tempat lahirnya di Molenbeek, Belgia.
Selama ini kawasan itu dikenal sebagai tempat para pelaku teroris. Setidaknya hal otulah yang diakui para pejabat di Belgia.
"Bukan hanya sekadar kabur dan menghilang, Abdeslam juga mengatur serangan lain, dia memiliki 'kaki' di mana-mana," kata Senator Perancis yang juga menjadi Wakil Ketua Komisi Pelacakan Jaringan Jihad, Nathalie Goulet.
"Serangan terorganisasi seperti di Paris dan ketika dia (Abdeslam) ditangkap, serangan kemarin adalah respons. Mereka ingin mengatakan 'penangkapan itu tak mengubah apa pun'," kata Gaoulet.
AP Associated Press
JOIN