TRENDING TOPIC #PARIS ATTACK #USA vs RUSSIA #MOST VIDEO
Follow

atjehcyber thumbkanan

rental mobil di aceh, rental mobil aceh, jasa rental mobil aceh, sewa mobil di aceh, rental mobil banda aceh, sewa mobil di banda aceh

atjehcyber stick

Al-Zawahiri: Saya akan Bergabung, Meski tidak mengakui Kekhalifahan Baghdadi

Friday, September 11, 2015 03:29 WIB

Dibaca:   kali

atjehcyber, atjeh cyber, atjeh news, atjeh media, atjeh online, atjeh warrior, acehcyber, aceh cyber, aceh warrior, aceh cyber online, atjeh cyber warrior

Pemimpin al-Qaidah, Ayman al-Zawahri menyebut pemimpin ISIS di Irak dan Suriah, Abu Bakr al-Baghdadi tak punya legitimasi, namun ia mengatakan bahwa pengikutnya akan bergabung dengan ISIS demi memerangi koalisi pimpinan negara AS-Barat.

Dikutip dari Reuters, di sebuah rekaman audio yang beredar di internet. Tidak jelas kapan rekaman audio itu dibuat, namun referensi dari peristiwa yang ia sebut, rekaman diduga dibuat sekitar delapan bulan lalu.

ISIS, sebelumnya cabang al-Qaeda di Irak, memisahkan diri dari kelompok yang lebih besar dua tahun lalu. Dalam rekaman itu, al-Zawahiri mengeluh bahwa Baghdadi telah mengabaikan Muslim menderita di Gaza dan di Pakistan.

Zawahri mengatakan, “Kami tak mengakui khilafah Al-Baghdadi ini.”

Meski terdapat persaingan di antara kedua organisasi itu, mantan doktor asal Mesir ini mengisyaratkan bahwa masih ada celah begi kedua organisasi untuk bekerja sama terkait perang terhadap Barat.

“Meskipun (ISIS) melakukan kesalahan besar, jika saya berada di Irak atau Suriah saya akan bekerja sama dengan mereka (IS) untuk membunuh para tentara salib (barat) dan kaum sekuler dan Syiah, meski saya tidak mengakui legitimasi khilafah mereka, karena persoalannya jauh lebih besar daripada itu,” kata Zawahri.

Zawahri tidak memberikan penjelasan selanjutnya, namun menimbulkan spekulasi soal kerja sama al-Qaidah dan ISIS.

“Zawahri mengatakan bahwa ISIS bukan sebuah khalifah dan Al-Baghdadi bahkan tidak pantas untuk menjadi khalifah. Namun, ini adalah emirat mereka dan jika ia ada di Irak dan Suriah, ia akan bertempur bersama mereka,” kata ahli al-Qaidah Will McCants dari Brookings Institution.

Kerja sama kedua kelompok itu akan membuat upaya menstabilkan Timur Tegah menjadi makin rumit, mengingat banyaknya kelompok bersenjata yang sudah saling berperang di kawasan Timur Tengah sejak Arab Spring 2011.

Al-Qaidah memiliki spesialisasi untuk melakukan pengeboman canggih, sedang ISIS dianggap lihai merebut teritori, mempertahankannya, dan memperluas pengaruhnya. ISIS juga pandai memanfaatkan media sosial untuk merekrut pengikut dari seluruh dunia.

ISIS telah mendeklarasikan khilafah di sebagian besar wlayah di Irak dan Suriah yang mereka kuasai. Mereka juga melebarkan sayap ke negara lain di kawasan Timur Tengah seperti Libya, Tunisia, Yaman, dan Mesir.

Kini, ISIS menjadi ancaman lebih besar di negara-negara produsen minyak daripada al-Qaidah.

REUTERS
KOMENTAR
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Artikel Pilihan Pembaca :

mobile=show

Copyright © 2015 ATJEHCYBER — All Rights Reserved