KIEV - Korban tewas akibat bentrokan berdarah antara pengunjuk rasa anti-pemerintah dengan polisi Ukraina terus bertambah. Polisi dikabarkan mengerahkan sniper atau penembak jitu untuk melumpuhkan para pengunjuk rasa.
Menurut keterangan seorang dokter, sekira 20 orang pengunjuk rasa tewas akibat terjangan peluru tajam yang dilepaskan oleh sniper Kepolisian Ukraina.
"Tidak ada satu pun dari 20 orang pengunjuk rasa ini bisa diselamatkan dari terjangan peluru sniper," ujar Kepala Instalasi Darurat Rumah Sakit Ukraina Dr. Olga Bogomolets, seperti dikutip The Los Angeles Times, Jumat (21/2/2014).
"Saya bukan ahli balistik, tetapi saya tidak meragukan bahwa siapa pun yang menembak mereka diberi tugas untuk menembak mati. Beberapa dari korban tewas di tempat, sementara beberapa lainnya tewas di rumah sakit karena kami tidak punya waktu untuk menyelematkan mereka," lanjutnya.
Bogomolets menambahkan, seluruh peluru yang dikeluarkan dari tubuh korban tewas sama ukurannya. Menurutnya peluru itu berukuran 7,62 milimeter dan juga melukai beberapa pengunjuk rasa lainnya.
Sebagian besar dari korban tewas diketahui terjadi para Kamis 20 Februari 2014 pagi waktu setempat. Penembak jitu itu sepertinya dimaksudkan untuk memprovokasi pengunjuk rasa agar membubarkan diri dari Independence Square.
Sementara menurut seorang pengunjuk rasa, beberapa pengunjuk rasa seperti sudah diincar kepalanya oleh para penembak jitu. Meskipun ada perlawanan, tetap warga sipil yang banyak menjadi korban.
JOIN