Lebih dari 100 warga India diperkirakan tewas akibat gelombang panas pada awal musim kemarau yang telah berlangsung selama beberapa hari terakhir. Gelombang panas juga telah menyebabkan sejumlah sekolah terpaksa tutup dan beberapa pekerjaan luar ruang, seperti proyek konstruksi, dihentikan.
Dilaporkan Reuters pada Kamis (21/4), cuaca terpanas di India diperkirakan akan terjadi pada Mei dan Juni, tetapi di beberapa negara bagian suhu udara tercatat sudah melebihi 40 derajat Celcius, memaksa pihak berwenang untuk mengambil sejumlah langkah darurat.
Di negara bagian Telangana, India selatan, sebanyak 45 orang tewas akibat terpapar udara panas, sebanyak 17 lainnya tewas di Andhra Pradesh. Sekitar 43 orang diyakini tewas di negara tetangga Odisha.
Direktur di Departemen Meteorologi India, Y.K. Reddy menyatakan suhu tertinggi di Telangana pada bulan April telah memecahkan rekor setidaknya sejak 2006.
Reddy menyatakan terdapat kekhawatiran jumlah korban tewas di Telangana akan meningkat, sehingga pihaknya telah mengeluarkan peringatan gelombang panas agar warga tetap berada di rumah.
Sejumlah sekolah di Telangana ditutup pada pekan lalu, atau sekitar dua minggu menjelang liburan musim panas. Sementara, negara bagian Odisha memerintahkan sejumlah sekolah untuk tutup sementara hingga 26 April 2016. Pekerjaan konstruksi juga dilarang selama beberapa hari jika suhu udara telalu tinggi.
Gelombang panas juga membuat pelaku usaha kecil terpaksa menghentikan operasi.
"Saya menutup toko saya sebelum tengah hari karena terlalu panas," kata Tulu Sahu, penjual toko kelontong kecil di kota Bhubaneshwar, Odisha.
"Anda tidak akan tahan berada di toko," ujarnya.
Sejumlah langkah mengatasi gelombang panas juga mulai terlihat di negara tetangga, Pakistan. Pemerintah Pakistan berencana membuka 500 pusat respons bencana untuk menyediakan tempat berlindung bagi warga dan pasokan air dingin, jika peringatan bencana gelombang panas sudah dirilis.
Hingga saat ini, tidak ada laporan korban tewas akibat gelombang panas di Pakistan. Namun tahun lalu, gelombang panas yang menerpa Pakistan menewaskan lebih dari 1.000 orang.
"Kami memiliki cukup persediaan dan staf untuk mengatasi situasi yang mungkin terjadi," kata Seemin Jamali, kepala Departemen Penanganan Darurat dan Kecelakaan di Rumah Sakit Jinnah, Karachi.
JOIN