IDLIB - Serangan udara yang menyerang dua pasar di Idlib, Suriah telah menewaskan sedikitnya 50 orang. Kejadian ini terjadi setelah pihak negosiasi oposisi Suriah meninggalkan pembicaraan damai PBB di Jenewa, Swiss.
Ini adalah serangan paling mematikan semenjak gencatan senjata diberlakukan di Suriah pada akhir Februari 2016, ujar Rami Abdurrahman, Kepala Pengamat HAM Suriah, sebagaimana dikutip dari Aljazeera, Rabu (20/4/2016).
Komite Negosiasi Tinggi (HNC) dari pihak oposisi telah mengumumkan bahwa delegasinya akan meninggalkan Jenewa karena tidak ada kemajuan yang dibuat dalam pembicaraan yang berlangsung selama ini.
VIDEO:
Riad Hijab, kepala HNC, sebelumnya telah memperingatkan bahwa pihak delegasi mereka akan meninggalkan Swiss jika serangan terhadap kota-kota yang dikuasai pemberontak tidak berhenti.
Sebelumnya, memang terjadi serangan terhadap kelompok oposisi. Tidak jelas apakah serangan udara pada Selasa 19 April 2016 dilakukan oleh pesawat Suriah atau Rusia yang selama ini dikerahkan ke Suriah untuk mendukung Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
Terkait kejadian ini, tim evakuasi mengatakan lebih dari 40 orang tewas di Maarat al-Numan, kota di Provinsi Idlib yang dikuasai kubu pemberontak.
10 orang lainnya yang tewas dalam serangan udara di sebuah pasar di Kafr Nubl. Serangan yang terakhir kali ini juga menyebabkan lima anak-anak meninggal dunia.
"Serangan udara di pasar sayuran di (Maarat al-Numan) terjadi pada tengah hari. Serangan lainnya pada saat yang bersamaan juga menyerang Pasar Kafr Nubl," ujar anggota korps pertahanan sipil, Ahmad Sheikho.
JOIN