
KABUL (atjehcyber) - Sebuah bom bunuh diri kembali meledak di Afghanistan, Senin (21/12). Kali ini dibawa seseorang bersepeda motor yang menyerang pos militer di Bagram. Belakangan diketahui, bom yang diklaim oleh pemberontak Taliban itu menewaskan pasukan tentara Amerika Serikat.
Menurut petugas resmi militer AS, enam tentara dari negaranya tewas dalam kejadian itu.
Sebelumnya, pendukung NATO di Kabul mengatakan, serangan itu enam tentara dan melukai tiga lainnya. Namun, saat itu kewarganegaraan korban masih dirahasiakan. Petugas AS baru kemudian mengonfirmasi bahwa semua yang meninggal adalah warga negara AS.
Beberapa hari yang lalu, Pentagon memang telah memberi peringatan soal memburuknya keamanan di Afghanistan sepanjang semester ke-dua 2015, seperti diberitakan Reuters. Gerilyawan Taliban meningkatakan jumlah serangan. Sejak invasi ke Afghanistan pada 2001, sudah sekitar 2.300 tentara AS tewas di medan perang.
Sebuah laporan kepada Kongres AS yang dirilis pekan lalu menyebutkan, korban dari pasukan pertahanan dan keamanan nasional Afghanistan meningkat 27 persen selama 1 Januari hingga 15 November 2015. Peningkatan itu dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 lalu.
Serangan di Bagram yang terakhir, dikatakan kepala kepolisian Parwan, juga melukai tiga polisi Afghanistan. Serangan itu hanya terjadi beberapa hari setelah serangan bunuh diri di pangkalan udara di Kandahar, bagian selatan Afghanistan. Serangan lain terjadi di wisma Kedutaan Spanyol di Ibu Kota, Kabul.
Bagram termasuk kota yang "dipadati" pasukan militer AS. Berjarak 40 kilometer di utara Kabul, itu merupakan salah satu basis utama untuk sekitar 9.800 pasukan militer AS yang masih tersisa di Afghanistan. Kebanyakan pasukan internasional dipulangkan setelah operasi pertempuran berakhir, tahun lalu.
JOIN