TRENDING TOPIC #PARIS ATTACK #USA vs RUSSIA #MOST VIDEO
Follow

atjehcyber thumbkanan

rental mobil di aceh, rental mobil aceh, jasa rental mobil aceh, sewa mobil di aceh, rental mobil banda aceh, sewa mobil di banda aceh

atjehcyber stick

Lima Alasan Mengapa IS Sulit Dikalahkan versi Media Barat

Monday, November 30, 2015 21:33 WIB

Dibaca:   kali

atjehcyber, atjeh cyber, atjeh news, atjeh media, atjeh online, atjeh warrior, acehcyber, aceh cyber, aceh warrior, aceh cyber online, atjeh cyber warrior
Negara Islam (ISIS atau IS) terus bertahan kendati mendapat serangan bertubi-tubi dari koalisi AS maupun kubu Rusia. Berulang kali, kedua pihak menggempur basis ISIS di Raqqa maupun daerah lain, tapi mereka tetap bertahan.

Negara terakhir yang menyatakan siap bertempur melawan ISIS adalah Jerman. Berlin siap terlibat dalam pertempuran melawan pejuang ISIS dengan mengirimkan pesawat pengintai dan kapal tempur.

Lantas apakah ISIS akan hancur dengan beragam serangan tersebut? Tidak ada yang menjamin.Terdapat sejumlah alasan kenapa ISIS bisa bertahan dikutip Telegraph dan USNews :

1. IS Memanfaatkan Teknologi

ISIS menggencarkan rekrutmen melalui internet maupun jaringan informal. Pemberontak memiliki situs-situs yang digunakan untuk menggencarkan aksi propaganda mereka. ISIS juga aktif di media sosial.

Hal ini yang membuat pemberontak ISIS berbeda dengan gerakan-gerakan radikal sebelumnya. Mereka tak hanya fokus dari domestik, namun juga transnasional.

Tak sedikit warga Eropa hingga Asia yang bergabung dengan pemberontak. Aksi propaganda ISIS juga dibantu oleh sokongan dana yang cukup besar terutama dari penjualan minyak.

Media-media Barat menuding, propaganda ISIS memicu serangan lone wolves atau serangan sendiri tanpa ada komando dari pemberontak.

2. IS Memiliki Sumber Daya Memadai

ISIS memiliki sumber daya minyak cukup besar dari wilayah-wilayah yang mereka kuasai di Irak dan Suriah. Financial Times dalam laporannnya bulan lalu menyebut ISIS meraih 1 juta dolar AS per hari dari penjualan minyak di pasar gelap.

Sejumlah pihak dituding terlibat dalam menampung minyak ISIS. Rusia menyebut keterkaitan pejabat Turki, sementara Amerika Serikat menuding rezim Suriah Bashar al-Assad yang membeli minyak dari pemberontak.

Selain dari minyak ISIS juga memiliki pemasukan dari donator luar, pengambil-alihan aset ekonomi, atau uang tebusan dari penculikan.

Uang-uang tersebut digunakan ISIS untuk menjalankan pemerintahan, merekrut dan membayar orang-orang dengan berkemampuan tinggi. Dengan sumber daya tersebut, ISIS dapat mempertahankan wilayah kekuasaannya yang mencapai seluas wilayah Belgia.

3. Bias Kepentingan

Ketika pertama kali terlibat dalam serangan di Suriah, Rusia mempertanyakan kenapa Barat sulit sekali mengalahkan ISIS. Muncul spekulasi adanya bias kepentingan di Suriah.

Barat secara sengaja memanfaatkan pemberontak untuk menghancurkan rezim al-Assad. Barat dan sekutu yang dipimpin AS telah menegaskan tidak akan ada tempat bagi Presiden Assad untuk memimpin Suriah di masa datang.

Karena itu, mereka tidak mau bekerja sama dengan Assad maupun pendukungnnya Iran untuk menghancurkan ISIS kendati mereka memiliki agenda sama.

Di Irak, konflik kepentingan AS juga cukup terasa. Saat pembebasan Tikrit dari ISIS, Paman Sam tidak mau bekerja sama dengan milisi-milisi Syiah. Mereka hanya mau membantu dengan permintaan resmi dari Pemerintah Irak yang disokong Paman Sam.

4. Respons Militer

Kendati koordinasi telah dilakukan negara-negara koalisi anti-ISIS, namun respons militer kerap kali tidak sasaran. Beberapa kali target yang disasar justru menghantam penduduk sipil maupun kelompok oposisi lain.

Hal itu tidak hanya dilakukan oleh koalisi AS, namun juga kubu Rusia.

Barat juga masih tidak selera terjun langsung dalam pertempuran melawan ISIS. Mereka hanya memanfaatkan kelompok oposisi-oposisi untuk bertempur. AS dan sekutu menyuplai senjata dan membantu lewat serangan udara.

Belakangan AS telah mengirimkan sejumlah personel pasukan dalam jumlah kecil ke Suriah. Pasukan tersebut ditugaskan untuk melatih milisi milisi anti-ISIS seperti dari kelompok Kurdi.

Di Irak, AS juga hanya membantu melalui serangan udara dan memberikan pelatihan ke tentara Irak. Kendati, Menteri Pertahanan AS pernah menyebut gairah bertempur tentara Irak terlalu lemah untuk melawan pemberontak ISIS.

5. ISIS Didukung Sunni

Kasus ISIS memanfaatkan rasa duka kaum Sunni di Irak dapat dilihat dari jatuhnya Mosul di Irak pada Juni tahun lalu. Boleh dibilang tak sedikit kelompok Ba'athis dan kelompok Sunni lokal yang kecewa dengan pemerintahan Syiah Nuri al-Maliki.

Maliki yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri dianggap terlampau diskriminatif terhadap minoritas Sunni.

Di Suriah, gerakan-gerakan antipemerintahan Barat yang dianggap kafir juga menjadi alat cukup ampuh untuk melakukan propaganda.

ISIS melakukan doktrin perlawanan cukup kental. Sehingga kalaupun mereka berhasil dihancurkan, bukan berarti gerakan mereka akan mati.

Sumber : Telegraph/USNews
KOMENTAR
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Artikel Pilihan Pembaca :

mobile=show

Copyright © 2015 ATJEHCYBER — All Rights Reserved