
Majalah satire asal Perancis, Charlie Hebdo, mengangkat serangan Paris pada 13 November lalu di halaman utama edisi terbaru.
Majalah mingguan itu mengontraskan para penyerang dengan gaya hidup hedonis Barat.
"Mereka punya senjata. Masa bodoh. Kita punya sampanye," kalimat tersebut mengiringi gambar seorang pemuda ceria yang tengah minum sampanye, dan minuman itu keluar melalui lubang-lubang peluru di tubuhnya.
Menurut Reuters, edisi tersebut merupakan yang pertama kali sejak serangan pada Jumat malam waktu Paris yang menewaskan 129 orang yang sedang minum-minum di teras kafe-kafe Paris dan mereka yang sedang menikmati konser musik di gedung Bataclan.
Majalah yang dipandang "sangat kasar dan tidak sensitif" itu kehilangan banyak kartunis hebatnya yang kerap mengejek Islam dan agama lain pada serangan 7 Januari itu.
Meski dituding tidak peka, Charlie Hebdo tetap dianggap sebagai simbol kebebasan bereskpresi oleh pemerintah dan publik Perancis.
Pamor mereka memang meroket selepas tragedi tersebut, namun hingga kini mereka masih berjuang mengatasi hambatan yang ada, termasuk kebangkrutan finansial yang tertolong berkat lonjakan pelanggan yang bersimpati pasca insiden Januari.
JOIN