Soekarno berusaha keras melupakan Blitar, kota kecil tempat ia dilahirkan pada 1901. Sebagai gantinya, Bung Karno dalam banyak kesempatan mengatakan bahwa dia lahir di Surabaya.
Sejarawan cum budayawan Ridwan Saidi mengatakan, dari fakta-fakta sosiologis yang dipelajarinya selama ini tidak diragukan lagi Bung Karno lahir di Blitar, di rumah yang sekarang dikenal sebagai Istana Gebang.
Tetapi ada faktor-faktor di tengah keluarga yang akhirnya membuat Bung Karno memilih angkat kaki meninggalkan Blitar dan berusaha menghapuskan kota itu dari dalam kenangannya.
"Sukarno muda jarang bertemu dengan ayahnya, Raden Sukemi, yang saat itu sangat sibuk sebagai agen Zionis di Hindia Belanda," kata Ridwan Saidi lagi.
Ridwan Saidi mengutip studi yang dilakukan sejarawan Inggris, MC Ricklefs, dalam buku Sejarah Indonesia Modern. Di dalam buku itu disebutkan bahwa Raden Sukemi adalah satu dari 13 agen Zionis di Hindia Belanda.
Bung Karno tentu saja kecewa dengan fakta ini. Dia pun mendekatkan diri pada kelompok Islam dan nasionalis.
rmol
JOIN