YERUSALEM - Kementerian Penerangan Palestina mengungkapkan, sejak 2000, sekira 2.079 anak-anak Palestina tewas akibat kekerasan Israel.
"Anak-anak Palestina telah menderita akibat pelanggaran yang dilakukan oleh pendudukan dan pemukiman di seluruh negeri," bunyi pernyataan Kementerian Penerangan Palestina pada Hari Anak Internasional, dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (2/6/2016).
Pernyataan itu mengungakapkan, sejak awal intifada Al-Aqsa pada 2000 sampai akhir Mei 2016, 2.079 anak tewas. Sementara dalam periode yang sama, lebih dari 13 ribu anak-anak terluka dan lebih dari 12 ribu ditangkap. Selain itu, masih ada 420 anak-anak ditahan di penjara Israel.
Dari mereka yang ditangkap, 95 persen mengalami penyiksaan dan pelanggaran saat penangkapan. Aksi penangkapan biasanya dilakukan pada tengah malam. Anak-anak itu ditutup matanya dan diborgol oleh tentara Israel. Mereka dipaksa untuk mengaku dan tidak memiliki akses ke pengacara, serta tidak diizinkan bertemu dengan orang tua mereka.
Selain itu, anak-anak Palestina juga menderita kemiskinan yang parah karena situasi ekonomi yang memburuk di wilayah-wilayah pendudukan dan pengepungan terus diberlakukan di Jalur Gaza. Hal ini memaksa anak-anak meninggalkan sekolah dan mencari pekerjaan.
Menurut laporan Biro Pusat Statistik Palestina pada 2013, sekira 4,1 persen dari anak-anak Palestina yang berusia 10-17 telah memasuki angkatan kerja. Laporan lain oleh Departemen Tenaga Kerja menyatakan, 102 ribu anak-anak Palestina di bawah usia 18 telah memasuki angkatan kerja.
JOIN