Damaskus: Sedikitnya 101 orang di benteng pertahanan rezim pemerintah Suriah tewas dalam serangkaian pengeboman yang diklaim kelompok militan Islamic State (ISIS), Senin (23/5/2016).
Menurut laporan grup pemantau Syrian Observatory for Human Rights, seperti dilansir AFP, 53 orang tewas terbunuh di kota Jableh dan 48 lainnya di Tartus.
Pemimpin Observatory Rami Abdel Rahman mengatakan ini adalah "serangan paling mematikan" di dua kota sejak konflik di Suriah meletus pada Maret 2011.
IS mengklaim serangkaian pengeboman itu via kantor berita Amaq. Disebutkan para pejuang IS telah menyerang "perkumpulan (aliran) syiah Alawiyah" di Tartus dan Jableh.
Tujuh ledakan --sebagian besar dari bom bunuh diri -- menghantam Jableh dan Tartus secara hampir bersamaan pada pagi hari. Kantor berita nasional Suriah juga melaporkan serangkaian pengeboman itu, namun total kematiannya hanya tercatat 78, dengan 45 di Jableh dan 33 di Tartus.
Sebuah tayangan di televisi memperlihatkan terminal bus yang hancur terkena ledakan bom di Tartus. Beberapa minibus terguling, sementara kendaraan lain di dekatnya terbakar.
Jableh dan Tartus adalah dua kota benteng pertahanan pasukan Presiden Bashar al-Assad.
Selama ini kedua kota tersebut cenderung terisolasi dari peperangan di Suriah, yang telah menelan sedikitnya 270 ribu korban jiwa.
VIDEO:
JOIN