Perdana Menteri Perancis, Manuel Valls, meminta pemimpin serikat pekerja untuk segera menghentikan aksi protes reformasi hukum buruh setelah berakhir ricuh dengan adanya penyusup yang menyerang polisi.
"Para pemimpin serikat harus meningkatkan tanggung jawab mereka. Jika perusuh selalu datang di setiap aksi protes, ini waktunya mempertanyakan apakah aksi protes itu berguna," ujar Valls seperti dikutip Reuters, Kamis (19/5).
Valls kemudian membahas insiden pada sehari sebelumnya, ketika dua petugas kepolisian terpaksa lari dari mobil patroli mereka karena dikepung dan dibakar oleh demonstran di Paris.
Pemerintah mengatakan sudah ada 1.300 penangkapan terjadi selama sepekan protes berjalan. Lebih dari 300 polisi terluka dan beberapa pengunjuk rasa mengaku kesakitan akibat sejumlah tindakan brutal polisi.
VIDEO:
Presiden Perancis, Francois Hollande, sudah menegaskan bahwa ia tidak akan mengubah rencana untuk mereformasi undang-undang buruh yang membuat perekrutan dan pemecatan lebih mudah. Menurutnya, itu akan membuat perusahaan lebih berani untuk merekrut sehingga dapat memangas tingkat pengangguran hingga 10 persen.
Aksi protes pun kian gencar. Sopir truk memblokade bagian strategis dari jaringan arus jalan. Layanan kereta api berkurang hingga 50 persen sejak hari kedua unjuk rasa yang sudah lebih digencarkan selama sepekan terakhir.
Menurut Valls, jumlah pengunjuk rasa yang asli pun mulai memudar, digantikan penyusup demonstran penuh kekerasan. Salah satu serikat buruh yang dianggap paling brutal adalah CGT.
Ketua CGT, Philippe Martinez, mengatakan bahwa pekan ini sudah saatnya bagi serikat buruh untuk meningkatkan aksi. Mereka sudah menargetkan sekitar 400 orang anggotanya turut serta dalam unjuk rasa besar-besaran ini.
Sementara itu, kepolisian Perancis sendiri masih bekerja keras untuk meningkatkan keamanan pasca serangan teroris di Paris pada Nobember lalu. Mereka juga harus sudah mulai bersiaga menjaga keamanan jalannya turnamen Euro 2016 bulan depan.
VIDEO:
JOIN