
PYONGYANG – Korea Utara (Korut) menolak permintaan Donald Trump untuk bertemu muka dengan pemimpin agung mereka Kim Jong-un untuk membahas soal penghentian program pengembangan persenjataan nuklir Pyongyang.
Hal ini disampaikan langsung oleh Duta Besar Korut untuk PBB So Se-pyong. Menurutnya, proposal yang diajukan kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik itu hanya omong kosong dan propaganda. Dengan kata lain, bermuatan politis untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya dalam pemilu presiden.
“(Sebenarnya bahwa semua itu) terserah Pemimpin Tertinggi kami (Kim Jong-un), perihal mau atau tidak dia bertemu dengannya. Tapi saya rasa, usulnya untuk berdialog adalah omong kosong. Dia hanya mau menggunakannya untuk kepentingan pemilu presiden (di AS), itu saja,” terang So, sebagaimana yang diwartakan Mirror, Selasa (24/5/2016).
So menambahkan, keputusan ini diambil karena dipandang tidak akan memberikan pengaruh maupun manfaat tertentu. Bagi Korut, usulan miliarder AS itu jelas sekali hanya propaganda dan iklan.
“Semua itu tidak ada gunanya, cuma langkah (Trump) untuk memenangkan pemilu. (Pertemuan itu juga) tidak ada artinya sama sekali dan jelas tidak tulus,” pungkas perwakilan Korut dalam konferensi PBB untuk pembatasan angkatan bersenjata tersebut.
Taktik kampanye seperti ini, bukan baru pertama kali diterima negeri komunis bertopeng republik demokratis tersebut. So berujar, dulu saat Barack Obama sedang bergelut dalam kontes politik di Amerika, ia juga menyerukan kampanye serupa. Namun, hingga akhir kepemimpinannya dalam dua periode beruntun, janji Obama untuk menemui langsung Diktator muda itu tidak pernah direalisasikan.
Hubungan antarkedua negara malah semakin memburuk pasca-penembakan bom nuklir Korut awal tahun ini ke pangkalan sekutu di Guam, Korea Selatan. AS juga gencar menjatuhkan sanksi atas Pyongyang melalui PBB, setelah Jong-un kembali berulah dengan meluncurkan roket jarak jauhnya ke luar angkasa pada Februari 2016.
JOIN