Washington DC - Mesir, Israel dan Hamas tampaknya sepakat untuk mencegah gerak laju militan Islamic State (IS) menjarah lebih jauh.
Seperti dikutip The Washington Post edisi Senin (2/5/2016) mengungkapkan Hamas mengirim ratusan pejuangnya untuk berperang di sepanjang perbatasan Gaza. Langkah ini dilakukan sebagai bagian kesepakatan Hamas dengan Mesir untuk mencegah ISIS memasuki wilayah Mesir dan Gaza.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut baik keputusan membangun beton-beton pemisah sepanjang perbatasan Israel dan Mesir.
"Beton pemisah itu untuk mencegah gelombang ribuan gerilyawan ISIS dari Sinai," bunyi laporan The Washington Post.
Afiliasi kelompok bersenjata ISIS/IS yang dikenal dengan Wilayat Sinai berkembang sangat cepat.
Kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman pesawat charter Rusia dan menewaskan 224 penumpangnya itu, dikabarkan siap melakukan berbagai serangan.
Termasuk serangan terhadap tentara Mesir, dengan mengambil alih pos-pos militer dan melakukan serangan bom bunuh diri.
"Hari ini, tentara thagut Mesir akan diserang oleh pejuang khalifah di seluruh Sinai," bunyi deklarasi IS.
Kelompok militan ini juga akan melakukan serangan terhadap enam sasaran berbeda selama beberapa hari ke depan. Termasuk di antaranya ibukota provinsi al-Arish, utara Cairo, Mesir.
Menurut pejabat militer Israel dan aktivis Mesir, Badan intelijen Mesir susah payah menembus jantung kelompok militan IS itu.
"Mereka memiliki strategi jenius," tutur Mohammad Sabry, wartawan Mesir.
Menurutnya, jika dipelajari peta serangan mereka, "Jelas bisa dilihat bahwa mereka tahu apa yang mereka lakukan, dan mereka memiliki mobilitas tinggi," tutur Sabry wartawan Mesir dan penulis buku pemberontakan Islam di Sinai.
JOIN