ISTANBUL – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan program keluarga berencana (KB) dan alat kontrasepsi tidak cocok bagi keluarga Muslim. Pemimpin Partai AKP itu diketahui pernah menyamakan program KB dengan sebuah pengkhianatan kepada negara.
Erdogan membebankan tanggung jawab pertumbuhan populasi Turki kepada para ibu-ibu. Pria berusia 62 tahun itu juga diketahui pernah menentang kesetaraan gender dan menganggap tugas terakhir perempuan adalah menjadi ibu, sesuatu yang tentu saja berlawanan dengan aktivis perempuan.
“Kita harus meningkatkan jumlah keturunan. Orang-orang berbicara tentang KB. Tidak ada keluarga Muslim yang dapat memahami serta menerimanya. Kita harus mematuhi apa yang dikatakan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Kehormatan atas perintah ini berada di tangan ibu-ibu,” ujar Erdogan dalam sebuah pidato di Istanbul, seperti dimuat The Guardian, Selasa (31/5/2016).
Pasangan suami istri Recep Tayyip Erdogan dan Emine diketahui memiliki dua anak laki-laki dan dua anak perempuan. Pada bulan ini, pria asal Kasimpasa, Turki itu baru saja menikahkan anak perempuan bungsunya, Sumeyye.
Menurut data statistik, penduduk Turki pada 2015 mencapai 78,7 juta orang. Padahal, pada 2000, jumlah penduduk Turki kurang dari 68 juta orang. Pada 2014, Erdogan pernah meminta ibu-ibu Turki melahirkan sedikitnya empat orang anak. “Satu berarti kesendirian, dua berarti perseteruan, tiga berarti keseimbangan, dan empat berarti kelimpahan,” ucapnya kala itu.
Tentu saja komentar Erdogan itu dikutuk oleh aktivis perempuan. “Anda tidak bisa merampas hak kami untuk menggunakan kontrasepsi atau hak-hak kami lainnya dengan deklarasi Abad Pertengahan Anda. Kami akan melindungi hak-hak kami,” kicau kelompok bernama Platform to Stop Violance Against Women lewat akun Twitter.
JOIN