Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan terus memonitor perkembangan pembayaran tebusan terhadap 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera Abu Sayyaf di perairan Filipina. Perusahaan kapal akan menebus senilai 50 juta peso atau setara dengan Rp15 miliar.
"Tebusan untuk 10 orang itu sedang difinalisasi oleh perusahaan. Ditunggu saja," kata Luhut setelah memberi kuliah umum di Universitas Indonesia, Rabu (20/4). Menurut Luhut, dari laporan sambungan telepon yang diterimanya kemarin, kondisi berlangsung dengan baik.
Sepuluh orang yang disandera merupakan awak kapal tongkang Anand 12 dan Brahma 12 yang membawa 7 ribu ton batu bara dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menuju Filipina. Kapal itu bertolak pada 15 Maret dan kemudian dibajak Abu Sayyaf di perairan Sulu pada 27 Maret lalu.
Selain itu, empat orang lainnya juga disandera pada 15 April lalu. Mereka adalah awak kapal tunda TB Henry dan kapal tongkang Crista yang dibajak dalam perjalanan dari Cebu, Filipina menuju Tarakan, Kalimantan Utara. Empat korban penyanderaan ini masih diteliti lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada kaitan dengan politik atau hanya motif mendapatkan tebusan.
Untuk menyelesaikan masalah ini, kata Luhut, Menteri Luar Negeri Malaysia dan Filipina akan datang ke Jakarta bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia. Sedangkan, Panglima Malaysia dan Filipina juga akan bertemu dengan Panglima Indonesia membahas patroli bersama di perairan Asia tenggara khususnya perbatasan Malaysia, Filipina, dan Indonesia. */cnn
JOIN