Seorang pria berusia 20 tahun di Connecticut, Amerika Serikat, ditangkap polisi setelah mengancam akan meledakkan bom di kampanye Donald Trump. Ancaman ini disampaikannya di akun Twitter miliknya.
Polisi menangkap pria bernama Sean Taylor Morkys itu setelah menuliskan di akun Twitternya: "Apakah ada yang akan mengebom kampanye Trump atau saya yang akan melakukannya?"
Ini bukan satu-satunya tulisan Morkys soal kampanye Trump. Dia juga menuliskan di Twitter, mengimbau keluarga dan kawan-kawannya agar menjauhi kampanye Trump agar tidak terluka.
Ancaman ini diketahui oleh pasukan pengawal atau Secret Service di saat kandidat calon presiden dari Partai Republik itu tengah kampanye di Bridgeport, Connecticut.
Secret Service kemudian menghubungi kepolisian anti-teror yang langsung melacak keberadaan Morkys. Pria itu langsung menangkap Morkys, namun menyatakan bahwa pria itu bukan ancaman.
Dia sempat dipenjara namun dibebaskan dengan jaminan sebesar US$25 ribu. Pengadilan atas kasus ini akan digelar pada 4 Mei mendatang.
Trump menuai kebencian dari banyak warga AS karena komentarnya yang kontroversial dan dinilai rasis. Dia sebelumnya menuding para pendatang Meksiko sebagai penjahat dan pemerkosa.
Trump juga pernah mengimbau agar pemerintah AS melarang masuk warga Muslim, memicu kemarahan dari negara-negara sahabat Amerika Serikat di Timur Tengah.
Pemilihan primer Partai Republik dan Demokrat akan kembali dilanjutkan pada 26 April pekan ini.
Di Colorado, para delegasi dari Partai Republik mengaku menerima ancaman pembunuhan dari para pendukung Trump setelah taipan real-estate itu tidak memenangkan satu delegasi pun di negara bagian tersebut untuk maju ke konvensi.
Namun Trump masih unggul dalam bursa pemilihan calon presiden Partai Republik dengan perolehan angka 46,7 persen, disusul oleh Ted Cruz dengan 28,3 persen dan John Kasich dengan 17,5 persen.
JOIN