
PARIS - Presiden Prancis; Francois Hollande, memberi Legion d'Honneur—penghargaan tertinggi negara itu—kepada calon raja atau Putra Mahkota Arab Saudi; Mohammed bin Nayef atas upaya memerangi terorisme di kawasan dan di seluruh dunia.
Langkah Presiden Hollande itu menjadi sorotan para aktivis HAM di negaranya yang telah mengkritik hukuman mati di Kerajaan Arab Saudi.
Pemerintah Prancis sendiri merupakan salah satu pihak yang vokal menentang eksekusi mati massal terbaru dilakukan otoritas Saudi baru-baru ini.
Penghargaan tertinggi dari itu diberikan kepada calon raja Saudi ketika berkunjung ke Prancis pada 4 Maret 2016.
Kantor Presiden Prancis tidak merilis pernyataan apapun atas kunjungan Pangeran Nayef. Namun, pihak Istana Elysee, membenarkan adanya penghargaan tertinggi yang diberikan untuk Putra Mahkota Saudi itu.
Kantor berita Pemerintah Saudi, SPA, pada Senin (7/3/2016), juga mengumumkan penghargaan itu.”(Pangeran) Nayef diberi penghargaan sebagai upayanya dalam memerangi terorisme dan ekstremisme,” tulis media Saudi itu.
Legiun d'Honneur pertama kali dirintis oleh Napoleon Bonaparte pada tahun 1802 dan dianggap sebagai penghargaan tertinggi di Prancis.
Seorang ajudan Hollande mengatakan kepada AFP bahwa Nayef diberikan kehormatan sebagai warga negara asing dengan proses protokol umum.
Banyak pengguna media sosial telah mengecam keputusan Prancis itu. Terlebih Paris pernah menyebut eksekusi massal oleh Saudi pada Januari 2016 lalu sebagai hal yang “sangat menyedihkan”.
Hubungan kedua negara itu begitu erat dalam beberapa tahun terakhir. Terlebih sejak Arab Saudi menjadi pembeli utama senjata Prancis dan jadi negara kedua sebagai mitra Prancis dalam memberikan solusi untuk konflik Suriah.
JOIN