CARACAS – Venezuela menarik pulang diplomat tertingginya di Washington ke Caracas pada Rabu 9 Maret 2016 setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama memberlakukan saksi terhadap sejumlah pejabat di negara Amerika Selatan tersebut.
Diplomat tertinggi tersebut adalah Maximilien Arvelaiz, penanggung jawab urusan Venezuela di Washington. Dalam beberapa bulan terakhir dia menunggu izin untuk menjadi duta besar di AS.
Venezuela dan AS sama-sama tidak mempunyai duta besar sejak 2010. Tahun lalu, Washington juga memberlakukan sejumlah sanksi dan menyebut Venezuela sebagai ancaman keamanan nasional.
"Cukup sudah arogansi, kesombongan, dan intrik ini," kata Presiden Venezuela Nicolas Maduro saat mengumumkan penarikan pulang Arvelaiz yang disiarkan televisi setempat.
Maduro juga menuding AS tengah merencanakan penggulingan dirinya sebagai presiden.
Venezuela sendiri mempunyai hubungan yang buruk dengan AS sejak mantan Presiden Hugo Chavez berkuasa pada 1999 sampai 2013.
Garis kebijakan anti-AS tersebut kemudian diteruskan oleh presiden saat ini, Nicolas Maduro.
"Terkadang saya merasa berada di atas pesawat dan setiap lima menit harus mengencangkan sabuk pengaman karena guncangan yang kuat," kata Arvelaiz saat menggambarkan perannya sebagai diplomat tertinggi Venezuela di AS dalam sebuah wawancara pada Desember 2015.
Kedutaan Besar AS di Caracas tidak merespons permintaan untuk mengomentari penarikan pulang Arvelaiz. Semikian seperti dilaporkan Reuters, Jumat (11/3/2016).
JOIN