New York: Dalam sebuah video propaganda terbaru kelompok militan Islamic State pada Sabtu (26/3/2016), seorang militan berbahasa Belgia mengancam adanya lebih banyak aksi kekerasan.
Situs berita Vocativ menemukan video ini dalam sebuah grup pendukung ISIS di aplikasi Telegram.
Ia menyebut aksi teror di Brussels pada pekan lalu merupakan aksi balas dendam atas serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) terhadap ISIS di Irak dan Suriah.
Militan IS/ISIS asal Belgia bernama Hisham Chaib, yang juga dikenal dengan Abu Hanifa al-Baljiki, menyerukan peringatan kepada otoritas Belgia, Eropa dan koalisi internasional. Ia juga menyebut pemerintah Belgia sebagai budak dari (Barack) Obama.
"Bukankah kami sudah mengingatkan kalian semua sebelumnya? Kalian semua tidak belajar apapun dari pelajaran di Paris. Kalian semua terus membunuh Islam dan Muslim," tegas Chaib.
"Serangan di Brussels adalah sesuatu yang kalian tanam sebelumnya. Sama seperti kalian mengebom Muslim dengan jet F-16, kami juga akan melakukan yang sama terhadap masyarakat kalian. Kami akan membuat istri-istri kalian menjadi janda, sama seperti istri-istri kami. Kami akan membunuh anak-anak kalian, sama seperti kalian membunuh anak-anak kami," sambung Chaib.
Di akhir video, Chaib mengeksekusi seorang pria yang disebut-sebut sebagai mata-mata untuk koalisi AS. Dia tidak menyebutkan nama pria itu.
"Kami akan terus memerangi kalian, dan kami akan membunuh mata-mata kalian di sini," tutur Chaib.
Video terbaru ISIS juga meliputi adegan "wawancara" warga di Raqqa, kota yang diklaim ISIS sebagai markas besar mereka. Dalam wawancara, warga Raqqa mendeklarasikan dukungannya atas serangan di Brussels.
"Ini (teror Brussels) adalah hukuman atas pengeboman terhadap Muslim di kota-kota Islamic State," kata seorang warga di video tersebut.
JOIN