TRENDING TOPIC #PARIS ATTACK #USA vs RUSSIA #MOST VIDEO
Follow

atjehcyber thumbkanan

rental mobil di aceh, rental mobil aceh, jasa rental mobil aceh, sewa mobil di aceh, rental mobil banda aceh, sewa mobil di banda aceh

atjehcyber stick

Konflik Antar Keturunan Ancam Tahta Kerajaan Saudi

Thursday, February 25, 2016 10:00 WIB

Dibaca:   kali

atjehcyber, atjeh cyber, atjeh news, atjeh media, atjeh online, atjeh warrior, acehcyber, aceh cyber, aceh warrior, aceh cyber online, atjeh cyber warrior

Panasnya suhu geopolitik di Timur Tengah diramalkan semakin menjadi. Arab Saudi, negara yang saat ini memimpin koalisi negara Arab dalam memerangi Houthi di Yaman dan Islamic State (IS/ISIS), bakal menghadapi eskalasi politik internal.

Pada tahun-tahun ini, negara warisan Ibnu Saud ini diramalkan akan mengalami peralihan kekuasaan dari generasi kedua ke generasi ketiga.Generasi kedua adalah anak-anak pendiri kerajaan itu, yakni Abdul Aziz bin Saud. Sedangkan, generasi ketiga adalah cucu-cucunya.

Dikutip dari artikel berjudul Saudi dan Problem Suksesi, Ibnu Burdah,Pemerhati Timur Tengah dan Dunia Islam, Koordinator Kajian Timur Tengah Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga (Republika, 23/2) menjelaskan, generasi kedua kerajaan yang tersisa sebenarnya masih 11 pangeran dari sekitar 37 anak bin Saud.

Putra pendiri ada yang mengatakan 35, tapi juga ada yang menyebut hingga 45 pangeran. Yang menonjol dari 11 anak itu, di samping Raja Salman adalah Muqrin bin Abdul Aziz yang sempat jadi putra mahkota.

Sementara itu, enam raja Saudi setelah bin Saud ada dua yang dari Sudairi, yaitu Fahd bin Abdul Aziz dan Salman bin Abdul Aziz raja sekarang. Sementara, dari keluarga non-Sudairi yang tersisa ada nama yang cukup menonjol, yaitu Muqrin bin Abdul Aziz.

Peralihan kekuasaan ini santer diberitakan dan jadi bahan diskusi penting di dunia Islam mengingat arti penting wilayah Saudi bagi umat Islam. Terutama, di saat-saat Raja Salman bin Abdul Aziz yang telah berusia sekitar 80 tahun itu beberapa kali harus menjalani operasi medis.

Tantangan internal ini sungguh berat ketika Raja Salman nanti meninggal. Sebab, Raja baru yang dikenal populer di kalangan penduduk Riyadh ini "mengabaikan" 11 pangeran anak-anak bin Saud yang juga saudaranya.

Dan by pass, ia mengangkat pangeran Muhammad bin Nayif (generasi ketiga dan tak memiliki keturunan laki-laki) dan Muhammad bin Salman (anaknya sendiri) sebagai waliyyul 'ahdi (putra mahkota) dan waliyu waliyyul 'ahdi (deputi putra mahkota).

Ancaman paling besar tentu dari klan Muqrin yang "dipecat" dari posisinya sebagai putra mahkota dan "kroni" Raja Abdullah. Tak hanya itu, klan lain yang sangat menonjol, seperti klan Faishal dan klan Sulthan dipreteli kekuasaannya.

Klan Sulthan (anak-anak Sulthan bin Abdul Aziz) dikenal sangat kuat. Bandar bin Sulthan, salah satunya, adalah bekas kepala intelijen negeri itu. Ia pernah dituduh berencana melakukan kudeta oleh Raja Abdullah dan sempat diusir dari Saudi. Khlaid bin Sulthan, saudaranya, juga menjabat kepala intelijen, tapi kemudian dipecat oleh Raja Salman.

Dari jalur klan Faishal juga mengalami hal yang sama. Saud bin Faishal yang menjabat menlu sekitar 40 tahun juga disingkirkan. Dan, gantinya bukan dari klan itu, tetapi dari jalur nonkeluarga. Ini sungguh mengejutkan dalam tradisi kerajaan itu. Belum lagi, anak-anak Raja Abdullah beserta "kroninya" yang juga dipreteli kekuasaannya oleh Raja Salman.

Praktis kekuasaan Saudi sekarang ada di tangan dua pangeran, yaitu dua putra mahkota. Mereka adalah Muhammad bin Nayif dan Muhammad bin Salman.

Namun, kekuasaan strategis dan de facto ada di tangan pangeran Muhammad bin Salman yang masih berusia 30 tahun. Dengan berbagai cara, kekuasaan Muhammad bin Nayif dibatasi dan ia sendiri tak mungkin mewariskan kekuasaan, sebab tak punya anak laki-laki.

Kini, Muhammad bin Salman adalah pemegang kendali Saudi, termasuk dalam perang di Yaman, Suriah, dan lainnya. Langkah agresif Saudi di luar wilayahnya menjadi pertaruhan besar pangeran muda ini dan kekuasaan ayahnya.

Agresifitas di luar itu memang bisa mengurangi persaingan keras antarpangeran untuk sementara waktu. Raja Salman terkesan kuat mengeksploitasi persoalan luar negerinya untuk membangun dominasi klan. Sejauh ini, isu itu berhasil mengonsolidasikan kekuasaan Raja Salman dan sang pangeran.

Namun, jika itu gagal, taruhannya sangat besar. Perebutan kekuasaan antarklan keluarga bani Saud akan jadi ancaman masa depan monarki itu. *sumber; ROL
KOMENTAR
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Artikel Pilihan Pembaca :

mobile=show

Copyright © 2015 ATJEHCYBER — All Rights Reserved