Seorang General Practioner (GP) alias dokter umum di Selandia Baru menawarkan gaji US$ 400.000 atau Rp 5,3 miliar setahun kepada sejawatnya untuk berbagi beban kerja. Namun, setelah 2 tahun mencari dokter yang lain, tak jua ada yang melamar.
Dr Alan Kenny adalah pemilik klinik di sebuah kota kecil Waikato, Pulau Utara, yang miliki populasi 13,600 jiwa.
Sang dokter umum--yang direkrut dari Inggris--mengatakan klinik dan praktiknya membeludak. Akibatnya, ia kebanyakan pekerjaan dan harus berulang kali membatalkan liburannya karena sulit mendapatkan dokter pengganti.
"Aku bisa menawarkan gaji yang luar biasa, sungguh besar. Praktikku kebanjiran pasien tahun lalu. Memang lebih banyak pasien di daftarmu, akan lebih banyak uang yang didapat. Namun, menjelang sore hari, luar biasa letihnya," kata dr Kenny seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (23/2/2016).
Dua tahun lalu, anak perempuan dr Kenny, Sarah, turut bekerja sebagai dokter umum di kliniknya. Sarah melakukan itu untuk belajar dari sang ayah dan mencoba mengurangi tekanan pekerjaannya.
Dr Sarah Kenny satu-satunya dokter Selandia Baru yang praktik di klinik ayahnya.
Selain gaji yang luar biasa besarnya, dr Kenny menawarkan tiga bulan libur tahunan, tidak ada kerja malam, dan kerja akhir pekan. Syaratnya, asalkan mereka mau berbagi pasiennya yang memiliki daftar sepanjang 6.000 orang!
Namun, meski tawarannya begitu menggiurkan, tak ada satu pun pelamar muncul selama 4 bulan.
"Aku cinta pekerjaanku dan aku sungguh ingin mengabdi. Namun usahaku mencari dokter seperti menemukan jalan buntu," kata dr Kenny lagi.
"Sunggu sulit cari dokter yang mau bekerja denganku," katanya lagi.
Wakil Eksekutif New Zealand Rural General Practice Network, Linda Reynolds, mengatakan mayoritas dokter di pedalaman Selandia Baru diisi oleh International Medical Graduates (IMGS), atau dokter bersertifikat internasional.
Biasanya mereka digaji sekitar 150 ribu hingga 180 ribu dolar Selandia Baru per tahunnya. Namun, butuh 2 hingga 3 tahun bagi mereka mendapatkan dokter. */lip6
JOIN