ANKARA - Turki dan Israel akan menggelar pembicaraan untuk memulihkan hubungan diplomatik yang telah lama beku. Sejumlah pihak bertanya-tanya bagaimana nasib Palestina, terutama Gaza, pascakesepatan tersebut?
Pertanyaan tersebut wajar mengingat Turki selama ini merupakan salah satu pendukung utama Palestina, termasuk kelompok Hamas.
Dalam pernyataan Selasa kemarin, Perdana Turki Ahmed Davutoglu menegaskan, sikap Turki tidak akan berubah. Baik menyangkut kompensasi maupun tuntutan agar blokade Gaza dicabut.
"Posisi kami sama sejak awal dan akan tetap sama ke depan. Turki tetap bersikukuh atas tuntutannya agar Israel memberikan kompensasi dan mencabut embargo tidak berperikemanusiaan di Gaza," ujarnya.
Terkait pembicaraan, Davutoglu mengungkapkan, pembicaraan masih terus berlangsung. Ankara memutus hubungan diplomatik dengan Tel Aviv pada 2010 setelah Angkatan Laut Israel menyerbu bantuan kemanusiaan Turki ke Gaza.
Saat itu ekspedisi Gaza Freedom Flotilla berakhir tragedi setelah pasukan Israel menewaskan sembilan warga Turki dan warga Amerika keterunn Turki di kapal Mavi Marmara. Seorang lainnya meninggal dunia di rumah sakit Turki pada 2014 setelah koma bertahun-tahun.
Turki mengajukan sejumlah syarat untuk perbaikan hubungan. Prasyarat tersebut yakni permintaan maaf dari Israel, pemberian kompensasi bagi keluarga korban serta pencabutan blokade Gaza yang berlangsung selama delapan tahun.
Pada 2013, Israel memenuhi syarat pertama. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan permohonan maaf.
Sumber : Anadolu Agency
JOIN