ANKARA - Setelah bertahun-tahun mengecam berbagai tindakan yang dilakukan Israel, Turki akhirnya melunak dan bahkan perwakilan kedua negara bertemu untuk membicarakan proses pemulihan status diplomatik.
Sebagai informasi, pada 2010 lalu militer Israel menyerang kapal Mavi Marmara di Laut Mediterania yang mengangkut bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Gaza. Insiden itu menewaskan delapan relawan Turki, satu relawan AS, serta melukai 60 orang lainnya.
Lima tahun berselang Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba-tiba mengejutkan banyak kalangan ketika dia mengatakan akan memperbaiki hubungan dengan Israel.
"Proses normalisasi hubungan ini akan menguntungkan kita, Israel, Palestina, dan juga kawasan," ujar Erdogan kepada wartawan, seperti dilansir Specator.org, pekan ini.
Pada 18 bulan lalu, tepatnya Juli 2014, Erdogan pernah menyebut perlakuan Israel terhadap Palestina lebih kejam ketimbang tindakan barbar Hitler dalam Perang Dunia Kedua.
Pipa Gas
Lalu mengapa tiba-tiba tiada angin tiada hujan, Erdogan tiba-tiba bermurah hati hendak memulihkan hubungan dengan Israel? Jawabannya memang tidak jauh-jauh dari soal duit.
Israel saat ini tengah memulai proyek pembangunan pipa gas alam yang akan menyalurkan gas menuju Yunani, Cyprus, dan sejumlah kawasan lain di Eropa. Turki rupanya ingin ikutan. Selama ini Turki mendapat pasokan energi dari Rusia dalam bentuk minyak dan gas.
Tapi kemudian masalah timbul ketika pesawat jet Rusia ditembak jatuh militer Turki di perbatasan Suriah bulan lalu. Rusia kini enggan melanjutkan hubungan bisnis dengan Turki. Akhirnya Erdogan berpaling pada Israel.
Turki tentu punya persyaratan dengan Israel. Pertama, meminta pernyataan maaf atas insiden Mavi Marmara pada 2010 (Israel sudah melakukannya). Kedua, memberi ganti rugi bagi para korban (Israel menawarkan USD 20 juta, tapi Turki belum menerima). Ketiga, meminta Israel mengakhiri bolkade terhadap Gaza (ini tidak mungkin terjadi dan lagi pula Mesir juga bagian dari blokade ini).
Sedangkan Israel pun meminta persyaratan dari Turki. Pertama, Hamas harus disingkirkan dari Turki. Kedua, pengampunan bagi para tentara Israel dalam insiden Mavi Marmara dan Ketiga, membatalkan gugatan kriminal terhadap pejabat Israel.
Meski begitu, sejumlah pengamat masih meragukan niat Erdogan untuk benar-benar memulihkan hubungan dengan Israel di saat Iran sedang menguatkan perannya di kawasan Timur Tengah.
JOIN