
PARIS (atjehcyber) - Pemerintah Prancis kemungkinan akan menutup paksa 160 masjid dalam beberapa bulan ke depan, sebagai dalih bagian operasi nasional di bawah keadaan darurat.
Sejauh ini, baru tiga masjid yang diutup. Masjid terakhir yang digeruduk aparat polisi terletak di Lagny-sur-Marne, pinggiran Paris. Dua sebelumnya adalah masjid di Gennevilliers dan L'Arbresle, Lyon.
Hassan El Alaoui, imam regional Paris, mengatakan; "Dalam pembicaraan dengan kami, Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan akan menutup 100 sampai 160 masjid. Dalihnya, masjid-masjid itu beroperasi tanpa ijin, menyebarkan kebencian, dan kerap mengkhotbahkan ideologi Takfiri."
"Itu khutbah yang tidak diperbolehkan di negara-negara Islam, apalagi di negara aman seperti Prancis," kata El Alaoui, yang menjadi imam pertama di penjara Paris tahun 2005.
Penutupan masjid saat ini, masih menurut Alaoui, memang harus terjadi karena dicap ilegal. Terlebih, kata dia, imam masjid-masjid menolak menyebut pelaku serangan paris sebagai teroris.
"Para imam itu menyebut teroris sebagai pencuri dan pengedar narkoba yang menggunakan agama," kata Alaoui. "Masalahnya adalah bukan tentang Islam, tapi teroris. Ini masalah keamanan untuk semua orang.
Prancis adalah negara dengan populasi masjid terbesar di Eropa. Ada 2.600 masjid di sekujur negeri itu, dan -- menurut Mendagri Bernard Cazeneuve -- Prancis tidak pernah menutup tempat ibadah umat Islam ini.
"Baru kali ini kami menutup masjid, dan kami harus melakukannya," kata Cazeneuve.
Felix Marquardt, Muslim Paris dan pendiri al-Kawakibi Foundation, berharap masjid yang ditutup lebih dari itu.
"Penutupan ini bukan kejutan. Bagi saya ada masjid yang benar-benar layak ditutup," kata Marquardt kepada Al Jazeera.
JOIN