Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membuat kontroversi tentang insiden Holocaust beberapa jam sebelum kunjungan ke Jerman, pada Rabu (21/10).
Netanyahu mengatakan, pada 1940-an para sepuh umat Muslim di Yerusalem, kota yang diklaim sebagai Ibu Kota Israel, memengaruhi Adolf Hitler untuk membasmi kaum Yahudi.
Dalam sebuah pidato di Kongres kaum Zionis pada Selasa lalu, Netanyahu menyebut bahwa serangkaian serangan kaum Muslim atas Yahudi di Palestina selama 1920an diprovokasi oleh Mufti dari Yerusalem bernama Haji Amin al-Husseini.
Netanyahu menuduh, kunjungan Husseini ke Jerman untuk menemui Hitler pada 1941 berpengaruh terhadap keputusan pemimpin Nazi itu untuk meluncurkan kampanye pembasmian kaum Yahudi.
“Hitler tidak ingin memusnahkan kaum Yahudi saat itu. Dia ingin mengusir Yahudi,” kata Netanyahu dalam pidatonya. Haji Amin al-Husseini menemui Hitler dan berkata,” Jika kamu usir mereka, mereka semuanya akan datang ke Palestina.”
“Jadi, apa yang harus kulakukan dengan mereka?” tanya Hitler kepada mufti tersebut, sebagaimana disampaikan kembali oleh Netanyahu. Mufti itu menjawab,”Bakar mereka.”
Netanyahu, yang memiliki ayah seorang sejarawan terkenal, dengan segera diserang oleh politisi oposisi dan pakar Holocaust.
Mereka mengatakan bahwa pemimpin Israel itu telah mendistorsi jejak rekam sejarah. Para pakar holocaust ini mencatat pertemuan antara Husseini dan Hitler terjadi pada 28 November 1941.
Dua tahun sebelumnya, pada Januari 1939, Hitler telah menyampaikan keinginannya untuk memusnahkan ras Yahudi pada Reichstag (parlemen Nazi Jerman).
“Mengatakan bahwa mufti tersebut yang pertama kali menyarankan kepada Hitler untuk membunuh atau membakar Yahudi tidaklah benar,” kata Dina Porat, seorang profesor di Universitas Tel Aviv dan kepala sejarawan di Yad Vashem, museum memorial Holocaust di Israel.
“Tema utama dalam ideologi Hitler memang untuk menyingkirkan Yahudi. Ide itu sudah ada jauh sebelum dia bertemu dengan mufti,” ujarnya lagi.
Tidak jelas mengapa Netanyahu memutuskan untuk menyampaikan isu tersebut disaat ketegangan antara Israel dan Palestina memuncak kembali setelah situs suci Yerusalem kini diawasi oleh mufti.
Ketika ditanyai tentang komentar Netanyahu, juru bicara pemerintah Jerman mengatakan bahwa tragedi Holocaust adalah tanggung jawab Jerman dan tidak perlu melihat sudut pandang lain.
Serangan Balik Netanyahu
Menjawab kritik tersebut, Netanyahu mengatakan pada Rabu ini bahwa ada ‘banyak bukti’ untuk mendukung tuduhannya terhadap Husseini, salah satunya adalah testimoni dari seorang deputi yang bertugas dibawah Adolf Eichmann.
Eichmann adalah arsitek yang menggagas holocaust terhadap Yahudi. Deputi itu membuka testimoninya dalam pengadilan kejahatan perang di Nuremberg setelah Perang Dunia Kedua.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pejabat pemerintah Israel, Netanyahu seolah merujuk kepada asisten Eichman, Dieter Wisliceny, yang memberi tahu pengadilan kejahatan perang bahwa Husseini berkali-kali menyarankan pemusnahan Yahudi Eropa kepada pemimpin Nazi.
Saeb Erekat, sekretaris jenderal dari Organisasi Pembebasan Palestina, menuduh Netanyahu menggunakan tragedi kemanusiaan Holocaust untuk menjejakkan poin politis melawan Palestina.
“Sebuah hari yang menyedihkan dalam sejarah saat pemimpin pemerintah Israel sangat membenci tetangganya hingga rela ‘menolong’ penjahat perang paling berbahaya dalam sejarah, Adolf Hitler, atas pembunuhan enam juta warga Yahudi,” kata Erekat.
Netanyahu membantah tuduhan itu.“Sangat absurd. Saya tidak punya tujuan untuk ‘membebaskan’ Hitler dari tanggung jawab kekejamannya atas pemusnahan kaum Yahudi Eropa. Hitler yang membuat keputusan itu,” katanya.
Namun, dia menambahkan bahwa pada saat yang bersamaan absurd untuk mengabaikan peran mufti dalam mendorong dan memotivasi Hitler dan pemimpin Nazi lainnya untuk mengambil keputusan itu.
Husseini dicari untuk kasus kejahatan perang tetapi dia tidak pernah hadir dalam pengadilan Nuremberg dan kemudian meninggal di Beirut.
Menteri Pertahanan Israel, Moshe Yaalon, mengatakan Perdana Menteri Israel tersebut salah mempersepsikannya. “Jelas bukan Husseini yang membuat ‘Solusi Final’,” kata Moshe pada sebuah radio pertahanan Israel. “Kejahatan itu telah mengakar di diri Hitler sendiri.”
CNN
JOIN