Moskow (atjehcyber) - Bos atau Kepala Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) Aleksandr Bortnikov, mengatakan negara kekuatan dunia yang menerapkan standar ganda memanfaatkan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) demi kepentingan mereka di Asia dan Afrika.
Menurutnya, ISIS ada sejak muncul gerakan “Arab Spring” dan memperoleh momentum karena ada penerapan standar ganda atau kebijakan “muka dua” dari negara-negara kekuatan dunia tertentu. Bos FSB menyampaikan hal itu dalam forum negara-negara bekas Soviet (CIS) di Moskow, Rabu (28/10/2015).
Namun, Bortnikov tidak menyebut negara-negara kekuatan dunia berstandar ganda yang memanfaatkan ISIS itu. Menurutnya, negara-negara itulah yang menempatkan dunia di ambang krisis agama dan peradaban global.
Bornikov mengatakan beberapa bagian dari kelompok Taliban di Afghanistan kini sudah bergabung dengan ISIS. Hal itu akan menjadi ancaman serius bagi negara-negara di Asia Tengah.
”Eskalasi ketegangan di Afghanistan menyebabkan keprihatinan yang serius. Banyak geng ISIS yang merupakan bagian dari gerakan Taliban yang saat ini terkonsentrasi di perbatasan utara negara itu. Beberapa dari mereka telah bergabung dengan ISIS, yang telah secara dramatis meningkatkan ancaman invasi teroris di Asia Tengah,” katanya, seperti dikutip Russia Today.
RUSSIAN TODAY
JOIN