TRENDING TOPIC #PARIS ATTACK #USA vs RUSSIA #MOST VIDEO
Follow

atjehcyber thumbkanan

rental mobil di aceh, rental mobil aceh, jasa rental mobil aceh, sewa mobil di aceh, rental mobil banda aceh, sewa mobil di banda aceh

atjehcyber stick

Mengapa Para Bocah Penemu 'Berkulit Putih' Tak Dianggap Teroris seperti Ahmed?

Saturday, September 19, 2015 10:05 WIB

Dibaca:   kali

atjehcyber, atjeh cyber, atjeh news, atjeh media, atjeh online, atjeh warrior, acehcyber, aceh cyber, aceh warrior, aceh cyber online, atjeh cyber warrior

Remaja berusia 14 tahun ini berkulit agak gelap, memakai kacamata, dan menggunakan kaos bertuliskan NASA, tapi tangannya diborgol karena membuat jam yang dikira bom. Namanya Ahmed Mohamed, dan foto tersebut langsung viral di internet.

Ahmed--begitu media dan teman-teman memanggil namanya--menjadi pembicaraan karena dia membawa sebuah jam buatannya untuk ditunjukkan ke gurunya. Remaja ini menyukai bidang teknik, mesin dan robotika.

Alih-alih membuat terkesan di sekolahnya, Ahmed malah dilaporkan pihak sekolah tempatnya menuntut ilmu. Polisi datang dan mengintegorasinya dengan tuduhan membuat bom.

Mengapa? Mungkinkah ada hubungannya dengan nama Ahmed Mohamed, atau warna kulitnya? Ayahnya berpikir begitu.

"Dia hanya ingin menemukan hal-hal yang baik bagi umat manusia," kata sang ayah, Mohamed Elhassan Mohamed kepada Dallas Morning News.

"Tapi karena namanya Mohamed dan karena 11 September, saya pikir anak saya dianiaya seperti ini."

Ayah Mohamed mungkin ada benarnya, karena seperti dirangkum Gawker, setidaknya ada lima siswa Amerika Serikat yang membuat jam sendiri, lalu membawanya ke sekolah, dan mereka tak ditangkap.

Peter Mathias dari Wilmington, North Carolina

Mathias sekolah di SD bernama Gregory. Dia ingin membuat jam sendiri yang lebih kompleks daripada jam matahari.

Jamnya berasal dari cairan hijau yang menetes sebagai tanda waktu, tapi hanya menunjukkan jam, tidak ada menit dan detik. Dia sampai sekarang masih memikirkan satu situasi di mana jam akan berguna untuk mengetahui kehadiran badai.

Haley Zinke dan Tasha Williams dari Turtle Lake, North Dakota

Haley Zinke dan Tasha Williams meneliti apakah jam air mampu terus memberikan waktu yang akurat. Mereka membangun jam mereka sendiri untuk proyek dan demonstrasi.

Logan Weimer, Holland, Ohio

Sekolah Dasar Holloway suka menggelar pameran sains setiap tahunnya. Dan Logan Weimer saat itu mencuri perhatian karena mampu membuat penunjuk waktu dengan memanfaatkan sayuran.

"Saya mencoba membuat alarm jam tanpa daya baterai," katanya. Dia memasukan kabel tembaga ke potongan kentang dan lemon.

Asam sitrat dalam lemon terus bekerja selama berjam-jam, walaupun kentangnya malah membuat perputaran jam semakin kencang. Tapi dia senang membuatnya.

Indy Brumbraugh dan Cesar Limas dari Dade City, Florida

Indy Brumbraugh dan Cesar Limas bekerja sama dalam membuat "Jam-o-matic," sebuah jam alarm yang menyemprotkan air pada anak-anak yang tak bangun saat tanda sudah berbunyi.

"Aku bangun terlambat, ibu dan ayah saya bangun terlambat, jadi aku memiliki sebuah ide untuk membangunkan mereka lebih awal," kata Cesar.

Kiowa, Colorado

Proyek sains seorang siswa SMA di Kiowa, Colorado, yang dimaksudkan untuk menunjukkan bagaimana panas terlibat dalam mentransfer energi. Proyek tersebut tak bersinggungan langsung dengan jam, seperti yang dibuat Ahmed. Tapi, proyek itu merupakan implementasi dari cara membuat bom.

Bom, dibuat dengan pupuk dan diesel dalam tabung reaksi, ditampilkan di sebuah pameran sains dengan eksperimen tradisional. Namun si pembuat yang tak disebutkan namanya itu, tetapi diketahui berusia 17 tahun, sudah memperingatkan pihak berwenang. Bom itu dibuat dengan persetujuan guru.

Dia tak ditangkap, walaupun proyeknya ini menimbulkan kontroversi dan membuat hasil temuannya tersebut disita pihak sekolah.

KOMENTAR
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Artikel Pilihan Pembaca :

mobile=show

Copyright © 2015 ATJEHCYBER — All Rights Reserved