Demo berbau rasial Rabu merebak di pusat kota Kula Lumpur. Kali ini kelompok kaus merah pendukung pemerintahan Najib Razak menuntut supremasi puak Melayu, tulis Sydney Morning Hearld, Kamis (17/9/2015).
Sekitar 30.000 puak Melayu turun ke jalan-jalan di Kuala Lumpur mendukung puak Melayu dan pemerintah Najib Razak yang korup memicu ketegangan di negara multi ras itu. Demo ini merupakan tantangan terhadap demo Bersih4 anti-Najib yang digelar pada 29-30 September.
Massa pendukung pemerintah Malaysia melakukan unjuk rasa, Rabu (16/9). Selain menyatakan dukungan bagi PM Najib Razak, massa juga menentang dominasi etnis Tionghoa.
"Cara hidup Melayu kami diancam. Kami ingin mendukung Melayu, Najib, dan memberitahu Tionghoa untuk tetap di tempat mereka," kata pengunjuk rasa Faisal Nur (23 tahun).
Ia termasuk sejumlah besar orang dari kubu pedesaan partai berkuasa Perhimpunan Bangsa Melayu Bersatu (UMNO), yang mengikuti unjuk rasa itu.
Banyak usaha di Kuala Lumpur dijalankan Tionghoa. Etnis ini memmbentuk sekitar seperempat dari penduduk Malaysia. Banyak toko mereka ditutup karena takut akan gangguan saat aksi berlangsung.
Unjuk rasa itu disebut memancing kerusuhan suku oleh tokoh UMNO dan lawan. Keserasian etnis menjadi perhatian negara sesudah kerusuhan maut aliran pada 1969.
Unjuk rasa itu adalah salah satu tampilan jelas dari yang banyak warga moderat Malaysia peringatkan, yakni kecenderungan mengkhawatirkan terhadap keharmonisan suku dan agama di kalangan orang Melayu.
UMNO yang memerintah Malaysia 58 tahun memberikan keuntungan ekonomi kepada Melayu dengan menyatakan itu diperlukan untuk mencegah kekuasaan mereka dari etnis Tionghoa dan India.
PM Ahmad Zahid Hamidi agar demonstran tak mengunjuk poster atau spanduk yang bisa membakar sensitifitas rasial, namun tak dihiraukan demonstran.
Negarawan senior Tengku Razaleigh yang pernah berperan penting dalam perekonomian Malaysia pada dasa warsa 1970 dan 1980-an, mempertanyakan motivasi demo kaus merah pendukung Najiib.
Kata Razaleigh , Pemerintah Federal Malaysia dipimpim oleh orang Melayu, hampir semua pemerintah di negara-negara bagian pun dipimpin Melayu, kecuali di negara bagian Pulau Pinang namun pegawai negerinya pun sebagian besar orang Melayu.
"Tentara sebagian besar orang Melayu pemegang tampuk pemerintahan Melayu. Jadi saya tidak tahu di mana letak ancamannya?," tanya Tengku Razaleigh.
Bekas PM Mahathir Mohamad yang bersikukuh agar PM Najib mundur, menyayanngkan demo terjadi pada saat Malaysia seharusnya memperingati terbentuknya Federasi Malaysia pada 1963.
JOIN