
Pemerintah Amerika Serikat (AS) berterima kasih atas jasa-jasa nelayan dan pemerintah Aceh yang menyelamatkan dan menampung para pengungsi Rohingya dan Bangladesh.
Hal ini disampaikan oleh Asisten Menteri Luar Negeri Bidang Kependudukan, Pengungsi dan Migrasi Amerika Serikat Anne Richard dalam kunjungannya ke penampungan Rohingya di Kuala Cangkoi, Aceh, Selasa (2/6).
"Para nelayan ini adalah pahlawan bagi kami, dan mereka telah melakukan hal yang luar biasa untuk kemanusiaan," kata Anne C Richard saat melakukan jumpa pers dengan sejumlah media di lokasi penampungan, Selasa (2/6/2015)..
“Saya berterima kasih kepada masyarakat dan pemerintah Aceh yang sudah memberi penanganan secara baik saat masa darurat. Kini mereka terus ditangani oleh UNHCR dan IOM, dan pemerintah Amerika Serikat pun peduli terhadap masalah ini,” ujar Anne.
Sementara itu, kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Thomas Vargas, saat ditemui wartawan di Jakarta, Rabu (3/6/2015) juga mengucapkan terimakasih kepada nelayan Aceh yang tanggap cepat menyelamatkan para pengungsi.
"Terima Kasih rakyat Aceh atas semangat kemanusiaan terhadap imigran Rohingya," ujar Thomas.
UNHCR akan memberikan langkah konkret dalam menyelamatkan nasib imigran Rohingya yang kini ditampung oleh Pemerintah Indonesia, sambil terus mendiskusikan solusi terbaik bagi imigran Rohingya.
"Kami kini akan memberikan perlindungan kepada imigran Rohingya khususnya bagi perempuan dan anak-anak. Dan pada tahap awal kami akan berupaya untuk menyelamatkan nyawa mereka," tegasnya.
Pemerintah AS menyatakan komitmen dan dukungan mereka terhadap penangangan pengungsi Rohingya. Pada 29 Mei lalu, Amerika berjanji akan memberikan tambahan dana sebesar 3 juta dolar AS untuk membantu IOM dalam menangani masalah imigran Rohingya ini.

Sementara, bantuan AS ini merupakan kelanjutan dalam membantu menangani masalah pengungsi Rohingya, baik yang berada di Myanmar maupun yang melarikan diri ke negara lain.
“Namun, seberapa pun besar uang yang disalurkan tidak akan menyelesaikan masalah jika akar permasalahan di Burma tidak tertangani dengan baik. Mereka harus diberi kebebasan untuk menjalankan hidupnya. Jika tidak, maka masalah belum akan selesai,” kata mantan direktur keuangan pada lembaga Peace Corps tersebut.
Pemerintah AS, menurut Anne, terus memberikan perhatian serius terhadap krisis kemanusiaan di kawasan regional Asia Tenggara ini. Sejak pekan lalu, AS menerbangkan pesawatnya untuk melakukan misi pencarian manusia perahu yang diduga masih berada di tengah lautan.
JOIN