Ulama Aceh, Tengku Mustafa Ahmad, mengatakan masyarakat Aceh siap menampung para pengungsi Rohingya tanpa batas waktu ketimbang harus dipulangkan ke Myanmar.
Penderitaan pengungsi muslim Rohingya membuat hati semua orang tersentuh. Mereka mendapat tekanan luar biasa dari pemerintah Myanmar, hingga tidak diakui sebagai warga negara hanya karena mereka adalah muslim.
Alhasil, mereka terpaksa melarikan diri dan terombang-ambing di lautan. Hal itu demi menyelamatkan iman mereka.
Kegigihan muslim Rohingya membuat masyarakat Aceh bersimpati. Tanah begitu luas disediakan masyarakat Aceh untuk tempat tinggal para Muslim Rohingya ini.
Ulama Aceh, Tengku Mustafa Ahmad, atau akrab disapa Abu Paloh Gadeng, begitu kagum dengan ketabahan Muslim Rohingya. Bagi dia, mereka adalah contoh nyata perjuangan muslim.
"Mereka memilih menantang maut berbulan-bulan di lautan, untuk menyelamatkan imannya. Mereka pantang menyerah,” ujar Mustafa, dikutip ACW dari act.id, Selasa, 23 Juni 2015.
Abu Mustafa mengaku tidak bisa sependapat dengan rencana pemerintah RI yang hanya akan menampung muslim Rohingya selama setahun dan akan dikembalikan ke Myanmar.
”Di sana mereka dibunuh dan diusir. Kalau mereka akan dikembalikan lagi ke sana, lebih baik mereka dibunuh saja, dari pada dibunuh oleh musuhnya,” tegasnya.
Dia mengungkapkan masyarakat Aceh tidak akan membiarkan para pengungsi tersebut dikembalikan ke Myanmar.
"Mereka itu tamu kita, tamu masyarakat Aceh. Karena itu kita wajib muliakan Rohingnya selama mereka berada di Aceh," kata Abu.
Selanjutnya, kata Abu, masyarakat Aceh dapat hidup berdampingan dengan para pengungsi Rohingya. Antara Aceh dan Rohingya sudah terjalin ikatan persaudaraan sesama muslim.
"Suatu hari kelak saya berharap warga Rohingya bisa hidup dan damai beribadah seperti masyarakat Islam di Pattani, Thailand,” ungkap Abu Mustafa.
JOIN