Dua kekuatan besar dunia Amerika Serikat dan Russia menganggap Islamic State --atau Daulah Islam-- musuh paling berbahaya, meski kedua negara ini saling bersitegang satu sama lain.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan ISIS adalah musuh terbesar Moskow, meskipun negara ini tegang dengan Amerika Serikat menyangkut konflik Ukraina.
"Saya percaya ISIS adalah musuh terbesar kami untuk saat ini," kata Lavrov dalam wawancara dengan stasiun radio Rusia ketika ditanyai apakah Tiongkok, ISIS, atau NATO yang menjadi ancaman terbesar Rusia.
Lavrov mengatakan "ratusan warga Rusia, ratusan orang Eropa, ratusan warga Amerika tengah berperang untuk ISIS, bersama dengan negara-negara (bekas Uni Soviet) CIS."
"Mereka sudah kembali ke negerinya. Mereka datang ke sini untuk beristirahat setelah berperang dan bisa menciptakan siasat-siasat kotor di dalam negeri," kata dia.
"Sejauh yang dikhawatirkan Amerika Serikat adalah masalah-masalah menyangkut negara, masalah tatanan dunia yang harus diatasi melalui perundingan."
Hubungan Rusia dengan Barat, terutama dengan AS, terjerembab ke titik terendah pada pasca Perang Dingin ini, menyusul perang di Ukraina dan penerapan sanksi karena peran Moskow dalam mendukung militan pro-Rusia, demikian AFP.
AS: ISIS lebih bahaya ketimbang Rusia
Sementara itu, Rakyat Amerika memandang ISIS sebagai ancaman yang lebih besar buat AS dibandingkan dengan Iran, Rusia, Korea Utara atau negara lain, demikian survei baru yang disiarkan CNN/ORC pada Rabu (22/4).
Jajak pendapat tersebut memperlihatkan 68 persen orang yang ditanyai berpendapat ISIS adalah ancaman yang sangat serius, demikian laporan Xinhua. Sementara itu cuma 39 persen responden berpendapat demikian mengenai Iran, 32 persen tentang Korea Utara, dan 25 persen mengenai Rusia.
Hampir sembilan dalam 10 orang Amerika memandang ISIS setidaknya sebagai ancaman yang cukup serius.
Sebagian besar di kalangan politikus dan ideologi mengatakan ISIS adalah ancaman yang sangat serius buat AS, termasuk 68 persen politikus Partai Demokrat, 79 persen anggota Partai Republik dan 63 persen tokoh independen.
Pada Minggu lalu (19/4), enam orang Amerika-Somalia dari Negara Bagian Minnesota telah ditangkap oleh Biro Penyelidikan Federal AS karena berusaha bergabung dengan ISIS.
Peristiwa tersebut menimbulkan keprihatinan bahwa ancaman yang diakibatkan oleh kelompok itu meningkat dan perang militer melawan ISIS dapat meluas.
Di dalam jajak pendapat CNN/ORC pada Maret, masyarakat masih sangat yakin bahwa upaya AS untuk memerangi ISIS akan berhasil.
Angket itu memperlihatkan 79 persen warga Amerika khawatir konflik akan meningkat menjadi perang yang lebih luas yang akan tersebar ke seluruh wilayah tersebut sampai belahan lain dunia.
JOIN