TRENDING TOPIC #PARIS ATTACK #USA vs RUSSIA #MOST VIDEO
Follow

atjehcyber thumbkanan

rental mobil di aceh, rental mobil aceh, jasa rental mobil aceh, sewa mobil di aceh, rental mobil banda aceh, sewa mobil di banda aceh

atjehcyber stick

1 Juta Muslim Burma Hidup dalam Kondisi Apartheid

Saturday, May 23, 2015 03:06 WIB

Dibaca:   kali

atjehcyber, atjeh cyber, atjeh news, atjeh media, atjeh online, atjeh warrior, acehcyber, aceh cyber, aceh warrior, aceh cyber online, atjeh cyber warrior

Sebagian besar dari 1,1 juta penduduk muslim Rohingya tidak memiliki kewarganegaraan dan hidup dalam kondisi seperti apartheid. Sekitar 140.000 orang mengungsi dalam bentrokan berdarah dengan warga Buddha di provinsi Rakhine di wilayah barat pada 2012.

Badan-badan PBB mendesak pemerintah di kawasan itu untuk melindungi ribuan imigran yang terdampar dalam kapal-kapal di Teluk Benggala dan Laut Andaman dengan persediaan makanan dan air yang terus menipis.

Ratusan imigran, termasuk Rohingya dari Myanmar dan warga Bangladesh, yang lari menghindari kekerasan dan kemiskinan di negara asal, diusir balik ke laut oleh Thailand, Malaysia dan Indonesia pada Mei.

Indonesia, bersama dengan Malaysia dan Thailand, awalnya menolak untuk menerima manusia-manusia perahu yang kelaparan dan nyaris meninggal dunia tersebut.

Panglima militer Myanmar mengatakan sebagian "manusia perahu", yang mendarat di Malaysia dan Indonesia bulan ini, diduga berpura-pura sebagai warga Rohingya untuk mendapatkan bantuan PBB dan banyak di antaranya pelarian dari Bangladesh, kata media pemerintah, Jumat.

Wakil Menlu AS Antony Blinken, Kamis, "mengindikasikan sebagian besar korban diperkirakan mengasumsikan diri mereka sendiri sebagai Rohingya dari Myanmar dengan harapan menerima bantuan dari UNHCR", kata harian Global New Light of Myanmar.

Ia mengutip laporan bahwa para manusia perahu itu berasal dari Bangladesh.

"Saya tekankan perlunya menyelidiki negara asal mereka daripada menuduh sebuah negara," demikian dilaporkan harian itu.

Blinken menekankan perlunya Myanmar mengatasi penyebab migrasi tersebut, "termasuk diskriminasi dan kekerasan berlatarbelakang rasial dan relijius".

Warga Rohingya sejak lama sudah mengeluhkan diskriminasi pemerintah di Myanmar dan ditolaknya kewarganegaraan mereka. Myanmar membantah diskriminasi terhadap etnik tersebut dan mengatakan hal itu bukanlah sumber masalah.

Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, Kamis, menjanjikan bantuan dan memerintahkan angkatan laut untuk menyelamatkan ribuan orang yang terkatung-katung di lautan. Sementara pejabat Thailand mengatakan Myanmar telah sepakat untuk menghadiri konferensi darurat untuk membicarakan krisis itu.

Malaysia dan Indonesia mengatakan mereka akan menampung sementara sebanyak 7 ribu imigran yang saat ini masih terkatung-katung di lautan, tapi tidak lebih dari itu.

Kedua negara juga mengatakan bahwa tempat perlindungan sementara akan didirikan untuk menampung para imigran, namun Thailand yang selama ini menjadi titik transit bagi imigran yang ingin ke Malaysia untuk bekerja mengatakan, mereka tidak akan mengikuti langkah itu.
KOMENTAR
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Artikel Pilihan Pembaca :

mobile=show

Copyright © 2015 ATJEHCYBER — All Rights Reserved