Sekali lagi, dokumen bocoran Edward Snowden terungkap ke publik. Media Australia, Sydney Morning Herald kembali menerbitkan bukti bahwa Amerika Serikat (AS) memata-matai negara-negara di Asia-Pasifik melalui kaki tangannya.
Siapa kaki tangan itu? Setidaknya terdapat enam negara yang menjadi antek AS untuk memata-matai negara target. Yakni Inggris, Kanada, Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Korea Selatan.
Australia misalnya, dijadikan antek untuk memata-matai Indonesia. Singapura dijadikan antek untuk menyadap Malaysia dan Indonesia.
Dokumen milik intelijen AS atau Badan Keamanan Nasional (NSA) yang dibocorkan bekas pegawainya itu, Edward Snowden, antara lain dipublikasikan oleh harian Belanda, NRC Handelsblad. yakni, berupa peta mengenai penyadapan melalui jaringan kabel komunikasi bawah laut di 20 lokasi di dunia. Penyadapan itu dilakukan oleh lima negara yang disebut dengan Five Eyes (lima mata), yakni AS, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Penyadapan itu dilakukan melalui perantara perusahaan-perusahaan operator telekomunikasi, seperti Singapore Telecommunication (SingTel). Aksi ini disebut mereka sebagai the gloden age signal intelligence atau era keemasan intelijen sinyal. Melalui satelit mata-mata dan penyadapan kabel bawa laut, lima mata itu menyatakan bisa menyadap siapapun di seleuruh dunia dan kapan pun juga.
Dari peta itu terlihat, AS memonitor saluran komunikasi trans-Pacific dengan menggunakan fasilitas penyadapan di Pantai Barat AS, Hawaii, dan Guam. Dari tiga lokasi ini, AS menyadap semua lalu-lintas komunikasi yang melalui Samudera Pasifik, termasuk juga jalur komunikasi antara Australia dengan Jepang.
Berikut tiga negara yang menjadi antek AS di Asia, berdasarkan dokumen bocoran Snowden.
3. Selandia Baru
Dokumen NSA juga mengungkapkan adanya keterlibatan Selandia Baru dalam penyadapan untuk kepentingan AS.
Sebagaimana dipublikasikan harian Brasil, O Globo, Selandia Baru dan Australia bekerja sama dalam hal penyadapan intelijen melalui satelit komunikasi.
Sebagaimana dipublikasikan harian Brasil, O Globo, Selandia Baru dan Australia bekerja sama dalam hal penyadapan intelijen melalui satelit komunikasi.
Untuk pertama kali terungkap bahwa fasilitas penyadapan satelit milik DSD di Kojarena di dekat Geraldton di Australia Barat diberinama kode STELLAR. Sedangkan fasilitas penyadapan milik Biro Komunikasi Keamanan Pemerintah Selandia Baru berada di Waihopai di South Island dan diberi nama kode IRONSAND.
Sementara itu, kode untuk fasilitas penyadapan milik DSD di Shoal Bay dekat Darwin belum diketahui. Namun demikian, tiga fasilitas itu terdaftar sebagai fasilitas utama NSA untuk program operasi pengumpulan informasi FORNSAT (foreign satellite communications).
2. Korea Selatan
Dokumen bocoran Snowden juga menyebutkan Korea Selatan sebagai titik utama penyadapan melalui kabel telekomunikasi yang melintasi wilayah Pusan.
Jalur ini digunakan untuk telekomunikasi China, Hong Kong, dan Taiwan.
Jalur ini digunakan untuk telekomunikasi China, Hong Kong, dan Taiwan.
Agen intelijen Korea Selatan sudah sejak lama bekerja sama dengan CIA dan NSA, serta dengan agen intelijen Australia.
Bahkan intelijen Australia belum lama ini terlibat dalam gugatan untuk menggagalkan upaya mempublikasikan data spionase Korea Selatan di Australia.
Direktur ASIO, Jendeal David Irvice mengatakan kepada pengadilan bahwa Australia dan Korea Selatan sudah bekerja sama selama 30 tahun dan semua publikasi mengenai aktivitas NIS praktis akan mengganggu keamanan Australia.
Bahkan intelijen Australia belum lama ini terlibat dalam gugatan untuk menggagalkan upaya mempublikasikan data spionase Korea Selatan di Australia.
Direktur ASIO, Jendeal David Irvice mengatakan kepada pengadilan bahwa Australia dan Korea Selatan sudah bekerja sama selama 30 tahun dan semua publikasi mengenai aktivitas NIS praktis akan mengganggu keamanan Australia.
1. Singapura
Berdasarkan dokumen NSA itu, Singapura merupakan salah satu pusat telekomunikasi terpenting di dunia yang bertindak sebagai pihak ketiga bagi AS, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Pada Agustus 2013, Fairfax Media memberitakan bahwa agen spionase elektronik Australia, Defence Signal Directorate (DSD), merupakan partner intelijen Singapura untuk menyadap melalui kabel SEA-ME-WE-3 yang membentang dari Jepang melalui Singapura, Djibouti, Suez dan Selat Gilblartar hingga ke Jerman Utara.
Sumber intelijen Australia mengatakan kepada Fairfax bahwa Kementerian Pertahanan Singapura mempunyai sebuah divisi rahasia, yakni Divisi Intelijen dan Keamanan yang bekerjasama dengan DSD untuk mengakses dan membagikan komunikasi yang melalui kabel SEA-ME-WE-3 dan kabel SEA-ME-WE-4 yang membentang dari Singapura hingga selatan Perancis.
Tindakan mengakses komunikasi ini difasilitasi oleh operator telekomunikasi Singapura, yakni Singapore Telecommunication (SingTel). Perusahaan selama 15 tahun telah menjadi elemen kunci dalam hubungan kerjasama intelijen Singapura dengan Australia.
SingTel adalah perusahaan yang dimiliki oleh Temasek Holdings, sebuah perusahaan investasi milik pemerintah Singapura. SingTel juga memiliki hubungan erat dengan intelijen Singapura. Di perusahaan ini, pemerintah Singapura diwakili oleh kepala layanan sipil Singapura, Peter Ong, yang sebelumnya merupakan penanggung jawab masalah keamanan dan intelijen nasional di kantor Perdana Menteri Singapura.
Menurut pakar intelijen dari Australian National University, Professor Des Ball, kemampuan intelijen sinyal Singapura bisa jadi merupakan yang tercanggih di Asia Tenggara. Sebab, pengembangannya sudah dilakukan bersama Australia sejak 1970.
Indonesia dan Malaysia merupakan target utama bagi Australia dan Singapura sejak 1970. Ini sangat mudah dilakukan oleh Singapura karena sebagian besar lalu lintas telekomunikasi dan internet Indonesia melalui rute Singapura.
JOIN