Di setiap bencana atau insiden tragis seperti ledakan bom di Boston Marathon, media sosial memainkan peran penting: membantu menemukan orang-orang terkasih, menyebarkan pesan harapan, dan memberikan bantuan bagi mereka yang membutuhkannya.
Namun, ada saja yang memanfaatkan Facebook, Twitter, maupun pesan yang menyebar bak virus di dunia maya -- menjebak orang-orang berhati baik untuk mempercayai kisah yang sama sekali tak benar alias palsu. Bahkan berniat menangguk keuntungan dari musibah.
Salah satunya tentang foto populer seorang pemuda yang memeluk seorang korban bom dengan penuh kasih.
Foto itu asli, diambil dari lokasi kejadian, namun cerita tentangnya yang dipalsukan alias dipelintir. Cerita yang beredar liar menyebut, perempuan yang jadi korban itu adalah kekasihnya yang tewas, padahal pria tersebut berencana melamarkan setelah ajang Boston Marathon.
Akun di media sosial bahkan mengajak orang-orang berpakaian merah sebagai simbol solidaritas. Kisah itu membuat orang-orang membubuhkan tanda "Likes" ratusan ribu kali pada foto itu di media sosial.
Padahal, kejadiannya tak seperti itu. Perempuan yang jadi korban itu tak tewas. Keduanya tak saling mengenal, pria muda baik hati itu hanya berusaha menolong korban yang sama sekali tak ia ketahui identitasnya.
Gadis Kecil
Ada lagi tentang kisah gadis kecil berusia 8 tahun, yang disebut tewas dalam insiden ledakan di Boston. Dalam Twitter terpampang fotonya yang sedang berlari. Padahal, gadis itu tak tewas. Ia bahkan bukan peserta Boston Marathon. Ia terlalu muda untuk ikut serta.
Foto yang diaku-aku itu nyatanya berasal dari ajang lomba lari 5 kilometer Joe Cassella di Virginia. Gadis kecil itu bernama Alice.
@HopeForBoston juga mengunggah foto palsu seorang bocah laki-laki yang diklaim sebagai korban bom Boston.
Padahal, 1 dari 3 korban bom Boston, Martin Richard (8) meninggal akibat ledakan saat menonton perlombaan bersama keluarganya. Ia bukan peserta. Juga bukan pelari.
Ada lagi, akun palsu di Twitter @_BostonMarathon dibuat tak lama setelah pemboman, mengklaim akan mendonasikan uang sebesar US$1 untuk setiap retweet.
"Untuk setiap retweet yang kami terima, kami akan mendonasikan US$ 1 untuk #BostonMarathon victims #PrayForBoston."
Pada Senin malam, akun itu telah di-retweet lebih dari 50.000 kali. Twitter segera mengnonaktifkan akun itu.
Dan hanya beberapa menit setelah ledakan, sekelompok orang bergerak untuk mengumpalkan sumbangan terkait tragedi itu. Mendaftarkan nama domain web, termasuk Bostonexplosion.com, bostonmarathonbombs.com, pray4boston.com dan bostonmarathonrelief.com.
JOIN