
Pada tahun 2001 Mahkamah Agung Taliban memutuskan bahwa semua patung di Afganistan harus dihancurkan karena telah atau dapat menjadi berhala. Namun para pemuka agama Afgan melakukan kampanye untuk melarang semua hal yang dianggap bertentangan dengan Islam, termasuk patung berhala. Hal ini didukung oleh keputusan dari 400 pemuka agama Afganistan.
26 Februari 2001, pemerintahan Taliban mengeluarkan fatwa bahwa patung-patung ini adalah berhala, dan kemudian dihancurkan dengan dinamit dan tembakan tank. Pada bulan Maret 2001, kedua patung terbesar Buddha ini hancur setelah usaha pengeboman secara intensif selama hampir satu bulan.
Dunia Internasional mengutuk keras atas tindakan tersebut, terutama negara-negara yang dihuni banyak umat Buddha seperti India, Sri Lanka, Taiwan, Jepang, dan Thailand.
Tindakan Taliban ini juga mendapat kecaman dari Dunia Islam, termasuk semua anggota IOC (Organisasi Konferensi Islam) seperti Pakistan, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, karena memperburuk citra Islam di mata dunia.
Dunia Internasional mengutuk keras atas tindakan tersebut, terutama negara-negara yang dihuni banyak umat Buddha seperti India, Sri Lanka, Taiwan, Jepang, dan Thailand.
Tindakan Taliban ini juga mendapat kecaman dari Dunia Islam, termasuk semua anggota IOC (Organisasi Konferensi Islam) seperti Pakistan, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, karena memperburuk citra Islam di mata dunia.
Pada saat penghancuran, Menteri Penerangan Taliban, Qudratullah Jamal mengeluhkan bahwa, "pekerjaan pengrusakan ini tidaklah semudah apa yang dipikirkan oleh orang. Tidaklah mungkin untuk merusak patung-patung ini dengan menembakinya saja karena keduanya dipahat pada tebing jurang, mereka lekat sekali pada gunung."
Dalam wawancara dengan Mainichi Shimbun, Wakil Ahmad Mutawakel, menteri luar negeri Afgan, menegaskan bahwa penghancuan patung Buddha adalah sesuai dengan hukum Islam, dan murni merupakan masalah religius (bukan pembalasan ekonomi).
Meski kedua patung-patung Buddha terbesar lebih dari 1.500 tahun itu hampir seluruhnya rusak, sketsa figurnya dan beberapa ciri khasnya masih tampak. Bahkan para pengunjung masih bisa menjelajahi gua-gua para bhiksu dan lorong-lorong yang menghubungkan gua-gua ini.
Maka sebagai bagian dari usaha internasional untuk membangun kembali Afganistan setelah perang Taliban untuk membangun kembali kedua patung Buddha yang dihancurkan tersebut.
Maka sebagai bagian dari usaha internasional untuk membangun kembali Afganistan setelah perang Taliban untuk membangun kembali kedua patung Buddha yang dihancurkan tersebut.
JOIN