Hamas merupakan sebuah organisiasi yang ditakuti oleh negara Israel, Hamas menjadi salah satu pejuang yang tetap memperjuangkan tanah Palestina agar tidak di Jajah oleh Israel, bangsa palestina pernah bersumpah tidak akan membuat tenang orang orang yang telah menduduki tanah Palestina sehinga apa yang dilakukan oleh pejuang palestina bukan merupakan aksi terorisme melainkan aksi untuk mengambil haknya negaranya yang telah dirampas dari Israel.
Ada beberapa pemimpin Hamas yang sangat ditakuti Israel jika Israel mendengarkan nama pemimpin Hamas ini maka akan bergetar dan kaget. Pemimpin hamas tidak takut pada siapapa pun termaksut kekuatan besar dunia Amerika serikat inilah yang membuat Israel takut dan selalau memburu dan ingin membunuh pemimppin Hamas dengan cara apapaun.
Nah berikut ini ada beberapa pemimpin Hamas paling ditakuti Israel.
1. Syekh Ahmad Yasin
Saat remaja, Syekh Ahmad Yasin telah mengalami kelumpuhan sebab salah dalam melakukan olahraga. Tak hanya lumpuh, dia pun menjadi buta namun ini tidak mengurangi semangatnya untuk belajar. Kecerdasannya membuat ia mampu menyelesaikan sekolah dengan baik bahkan diterima di Universitas Al Azhar, Ibu Kota Kairo, Mesir walau tak sampai tamat karena kondisi fisiknya tidak memungkinkan melanjutkan perguruan tinggi.
Dia mendirikan organisasi Harakatul al-Muqawamah al-Islamiyah atau Hamas. Dari atas kursi rodanya, dia mampu membangkitkan semangat rakyat Palestina untuk melawan Israel. Suaranya parau tapi bisa mengubah batu menjadi senjata AK-47 yang menghancurkan kendaraan lapis baja Zionis.
Negara Bintang Daud itu takut padanya, takut pada kalimat-kalimat serta pemikirannya bisa menggerakkan puluhan ribu warga Palestina untuk melawan Israel. Syekh Ahmad Yasin menjadi target pembunuhan utama. Dia terbunuh pada 2004 oleh tiga roket Israel saat pulang dari shalat subuh di masjid setempat.
2. Abdul Aziz Rantissi
Jika otak utama Hamas adalah Yasin, Rantissi dikenal juru bicara anti-kompromi dengan Israel. Dia bahkan menentang dan memutuskan diskusi dengan Perdana Menteri Palestina Mahmud Abbas yang menyerukan gencatan senjata dengan Negeri Zionis itu.
Saat sahabat terdekatnya, Yasin, terbunuh. Rantissi maju menjadi pemimpin Hamas. Dia memanggil ribuan pendukungnya di Gaza dan mengumumkan perang dengan Israel dan sekutunya, Amerika Serikat. Dia pernah mengatakan, jika harus memilih mati sebab ditembak Israel atau berpenyakit jantung, ia memilih yang pertama. Kata-katanya terbukti. Tak lama setelah kematian Yasin, Rantissi dihabisi Angkatan Pertahanan Israel dengan berondongan peluru.
3. Yahya Ayyas
Dia lulus dan mendapat gelar sarjana elektro dan menjadi otak dibalik pembuatan senjata serta bom kelompok itu. Ayyash menerima gelar sarjana dari teknik elektro pada 1988.
Ia aktif dalam barisan Brigade Ezzul Deen Al Qassam di awal 1992, di mana ia mengkhususkan pada pembuatan bahan peledak dari bahan mentah yang tersedia di daerah Palestina.
Ia dipercayakan dengan pengenalan teknik bom bunuh diri dalam konflik Israel-Palestina. Ayyash menjadi salah satu ketua pembuat bom di Hamas. Dalam kapasitas itu, ia menerima gelar “Sang Insinyur.”
Ia dibunuh oleh Shin Bet Israel menyusul pemburuan besar-besaran para petinggi Hamas. Agen Israel bisa berkompromi dengan salah satu anggota Hamas anak buah Ayyash yang membelot, dan memberinya telepon berbahan peledak. Saat mereka menegaskan Ayyash sedang menggunakannya, Shin Bet meledakkannya
4. Syekh Izzudin al-Qassam
Ia lahir dari keluarga yang begitu erat memegang ajaran Islam. Ayahnya adalah seorang guru Al Qur’an. Sejak kecil ia telah dididik dalam lingkungan yang islami. Sehingga tidaklah mengherankan jika ia muncul sebagi pejuang.
Syekh Izzudin al-Qassam salah satu tokoh utama pergerakan pembebasan Palestina dan dunia Arab. Dia pencetus kalimat, umat Islam harus membantu diri mereka sendiri sebab tidak ada orang lain bakal membantu. Namanya diabadikan menjadi kelompok sayap Hamas "Al-Qassam", karena pandangannya banyak mempengaruhi ribuan pemuda muslim untuk mengikuti jalannya.
Operasi pertama Syaikh Izzuddin Al qassam ialah menyerang perkampungan Yahudi Nahlal di kawasan Marj Amir. Hasilnya, ketua penjara Haifa terbunuh. Melihat aksi jihad yang dilakukan oleh Syaikh Izzuddin Al Qassam bersama pasukannya tersebut, ternyata membuat Inggris geram. Inggris yang merupakan sekutu Zionis Yahudi akhirnya membuat kebijakan barang siapa yang dapat menangkap Syaikh Izzuddin Al Qassam baik dalam keadaan hidup maupun dalam keadaan terbunuh akan diberikan hadiah 500 poundsterling.
Syekh al-Qassam berhasil mencerahkan para pemuda untuk bangkit sadar politik dan perlawanan bersenjata sebagai bagian dari perjuangan seorang muslim melawan penjajahan barat.
5. Ahmad Said Khalil al-Jabari
Dia garda depan perundingan pertukaran tawanan Palestina dengan tahanan Zionis. Sebagai ketua tertinggi berigade paling ditakuti Israel, dia menjadi target utama pembunuhan oleh Agen Rahasia Israel Mossad.
Jaabari merupakan otak dari penculikan tentara Israel, Gilad Shalit, pada 2006. Lima tahun kemudian, ia ikut berunding dalam pertukaran tahanan antara Shalit dan 1.047 tawanan Palestina di penjara Israel. Untuk pertama kalinya, dia muncul di hadapan publik dengan berpakaian sipil saat mengantar Shalit ke Mesir. Sejak itu, foto dirinya tersebar ke seluruh dunia.
Kemampuan al-Jabari dalam memimpin sayap militer Hamas ini dengan cepat berkembang dan dalam waktu singkat kelompok masih berupa milisi menjadi semi militer dengan lebih dari 10 ribu pasukan yang terbagi dalam tugas dengan tingkatan tertentu. Setiap tugas dan tingkatan ini dimaksimalkan pada unit-unit khusus. Dia juga membangun beragam gudang senjata untuk Brigade Izzuddin Qassam dan sebagian senjata itu diproduksi sendiri, persis kehebatan pendahulunya, Yahya Ayyas.
Seperti pentolan Hamas lainnya, Jaabari menolak keberadaan Israel. "Jihad dan perlawanan satu-satunya cara membebaskan tanah air kami, bukan lewat perundingan atau tawar menawar," ucapnya saat wawancara khusus dengan Reuters, September 2005. "Kami bakal melanjutkan perjuangan tak peduli akibatnya, pada akhirnya Allah akan memberi kami kemenangan."
Sayang, Jaabari keburu mengembuskan napas terakhir sebelum bisa menyaksikan Israel lenyap dari tanah Palestina.
JOIN