![]() |
Hanya Masjid, Selebihnya Rata dengan Tanah |
Aceh : Bulan ini, hampir semua orang di penjuru dunia berbicara soal kiamat suku Maya pada 21-12-2012. Dari paranormal sampai ilmuwan beramai-ramai membahas tentang kiamat yang berdasarkan kalender Suku Maya itu. Tak jarang dari mereka yang mengaitkan dengan fenomena alam serta potensi kedahsyatan bencana besar.
Cerita dan potensi bencana besar kiamat suku Maya itu mungkin punya kisah tersendiri bagi rakyat Aceh.
Delapan tahun lalu, warga Aceh merasakan "kiamat kecil". Saat itu, lepas pantai provinsi Aceh diguncang gempa berkekuatan 9,1 skala richter. Gempa dan tsunami terjadi sekitar 12 negara termasuk Indonesia. Gempa berujung tsunami itu menewaskan lebih dari 226 ribu orang di Indonesia, Sri Lanka, Thailand, India dan sembilan negara lain.
Dari semua negara yang terkena imbas tsunami, Indonesia merupakan negara terparah. Kerusakan dan korban jiwa terbanyak terjadi di Serambi Mekkah.
Sebuah kuburan massal di Ujung Karang, Meulaboh, Aceh Barat, menjadi saksi senyap kedahsyatan tsunami. Di kuburan itu, ada ribuan korban tewas tsunami yang dimakamkan. Meulaboh adalah salah satu daerah terparah yang dilanda musibah.
Masjid Raya Baiturrahman juga menjadi salah satu saksi bisu gelombang tsunami yang menerjang Kota Banda Aceh. Rumah Allah itu pernah dijadikan tempat berlindung para ratusan warga sekitar saat gelombang pasang air laut memasuki Kota Banda Aceh.
Menurut catatan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendanaan Anak-Anak (UNICEF), akibat Tsunami sekitar 4.000 anak terpisah dari orang tuanya. Dari jumlah tersebut, hanya 15 persen yang berhasil dipertemukan kembali.
olive be | photography 2012 |
Kini, sisa-sisa "kiamat" itu masih terlihat. Salah satu bukti nyata dahsyatnya gelombang tsunami adalah Kapal PLTD Apung. Pada 26 Desember 2004, kapal berbobot sekitar 2.600 ton ini terseret ombak besar dari lautan Ule Lheue hingga ke Kampung Punge Blang Cut. Jarak kedua titik itu sekitar 5 kilometer dari pantai.
Untuk mengingat bencana yang luar biasa dahsyat itu kini sudah dibangun Museum Tsunami di Jalan Iskandar Muda, Banda Aceh. Di dalamnya terdapat lorong sempit dengan air terjun yang mengeluarkan suara gemuruh di kedua sisinya.
Kondisi ini mengingatkan dahsyatnya tsunami. Dalam museum ini juga terdapat foto-foto korban dan kisah dari korban selamat. Kini warga Aceh sudah pulih. Pembangunan sudah mulai terjadi di banyak lini. Roda ekonomi juga sudah berputar. Semoga, potensi gempa dan bencana lainnya menjadi hikmah dan semakin mempererat tali ukhwah antar bangsa.
*LIPUTAN6 | ATC | AZ
JOIN