ATJEHCYBER | Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Sabtu (15/9), menolak setiap fitnah terhadap Islam tapi mengatakan tak ada alasan untuk menyerang Kedutaan Besar Amerika Serikat di mana saja. Dia berkeras takkan pernah mentolerir upaya yang membahayakan orang Amerika.
"Saya telah menjelaskan Amerika Serikat memiliki penghormatan besar bagi pemeluk semua agama," kata Obama dalam pidato radio mingguannya. "Tapi, tak pernah ada pembenaran bagi kekerasan ... Tak ada alasan untuk menyerang konsulat dan kedutaan besar kami."
Ucapan ini setara dengan sambutannya di Pangkalan Udara Andrews, Maryland, dua hari lalu. Saat itu dia bersama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, menyambut ketibaan empat peti jenasah warga negara Amerika Serikat dari Benghazi, Libya.
Peti-peti dalam balutan bendera Amerika Serikat itu diberikan penghormatan resmi secara militer. Mereka adalah bekas Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Christopher Stevens, Sean Smith, Glen Doherty, dan Tyron Woods.
Protes keras anti-Amerika telah berkobar di dunia Muslim sebagai reaksi atas film yang menghujat Nabi Muhammad SAW. Satu serangan terhadap Konsulat Amerika Serikat di Benghazi, Libya, menewaskan Duta Stevens dan tiga lagi staf berkebangsaan Amerika pekan ini.
Sehari setelah Obama memimpin upacara yang memperingati kembalinya mayat warganegara Amerika yang tewas di Libya, Obama mengakui gelombang kerusuhan anti-Amerika di Timur Tengah mengganggu, demikian laporan Reuters.
Pentagon mengirim Marinir guna meningkatkan keamanan di Kedutaan Besar AS di Sudan, namun Khartoum menolak tindakan tersebut, setelah peningkatan serupa di Libya dan Yaman. Brigade Korps Marinir Amerika Serikat di Bahrain dikirim ke Yaman untuk mengamankan semua fasilitas, premis, dan warga negara Amerika Serikat di sana.
Namun Obama kembali berikrar akan menyeret para penyerang Konsulat Amerika Serikat di Libya ke pengadilan. "Kami takkan kendur dalam tindakan kami," katanya.
JOIN