TRENDING TOPIC #PARIS ATTACK #USA vs RUSSIA #MOST VIDEO
Follow

atjehcyber thumbkanan

rental mobil di aceh, rental mobil aceh, jasa rental mobil aceh, sewa mobil di aceh, rental mobil banda aceh, sewa mobil di banda aceh

atjehcyber stick

#TAGatjehcyber Home /

“Pungo” Poker

Sunday, June 19, 2011 19:47 WIB

Dibaca:   kali

atjehcyber, atjeh cyber, atjeh news, atjeh media, atjeh online, atjeh warrior, acehcyber, aceh cyber, aceh warrior, aceh cyber online, atjeh cyber warrior

Berjam-jam duduk dengan anteng mantengin, Berjejeran kartu remi digital menghiasi monitor. Hari berjalan tidak terasa, Pikiran jauh melayang menembus dunia metafisika dengan embel-embel uang hasil penjualan chip yang melimpah, berharap StrigthFlush, Full House dan Royal Flush. Seolah bukan lagi menjadi game penghilang rasa bosan, Bahkan sudah menjadi ajang untuk mencari nafkah.

Ya, begitulah yang terjadi pada remaja di Banda Aceh sekarang ini, dan bahkan bukan hanya remaja namun mereka yang dewasa juga melakukan hal ini. Siang malam mereka menghabiskan Luang waktunya dengan duduk di depan Laptop dan komputer yang terkoneksi jaringan internet memainkan game ala Judi Poker, seolah telah menjadi “tuhan” bagi para penggemarnya. di Fasilitas aplikasi jaringan sosial online Facebook.com.

Itulah “bias” hadirnya produk teknologi informasi. Hampir Setiap hari mereka memainkanya dan akhirnya Internet yang seharusnya di gunakan untuk media pencari informasi dan belajar dengan murah beralih menjadi fungsi JUDI !!

Di Aceh pascabencana, jaringan internet begitu pesat. Mulai perkantoran hingga warung-warung kopi klep, sudah menyediakan Wi-fi. Tujuan awalnya sangat positif, terutama berkaitan kepentingan dunia pendidikan. Adanya internet, kita terbantu untuk mengakses berbagai pengetahuan baru lewat perpustakan elektronik itu. 

Dalam proses pembelajaran lewat interney juga lebih menarik, karena tidak monoton dan jenuh dengan adanya hal-hal baru yang variatif. Ini akan mendorong siswa untuk lebih aktif mencari ilmu pengetahuan dan informasi. Para guru pun bisa menyampaikan konsep atau materi secara audiovisual. Suatu proses pelajaran yang lebih nyata, aktual dan jelas, yang mempermudah pemahaman siswa.

Banyak sisi positifnya, tapi tak sedikit bias negatifnya, terutama bagi para pelajar atau mereka yang mengaku punya pendidikan. Tentu, persoalan ini tidak boleh dipandang sebelah mata, sebelum menjadi “penyakit kronis”. Fakta keseharian, para penggunaan jaringan internet hanyalah untuk chatting, bermain game. 

Ini samasekali tidak ada unsur pendidikan apapun yang bisa didapatkan. Memang tidak semua pelajar hanya menggunakan internet untuk bermain game dan chatting. Ada juga menggunakan untuk sarana mencari pengetahuan. Tapi yang melakukan hal itu jumlahnya tidaklah banyak.

Seperti di kota Banda Aceh, permainan game ala judi poker bagi sebagian besar kaula muda bukan lagi sekedar iseng, tapi bereffect “kecanduan”. Bayangkan berjam-jam, bahkan sampai pagi, mereka betah duduk di depan laptop hanya untuk main poker.


Effeknya akan membuat anak-anak malas belajar, malas mengaji, bahkan lupa makan apalagi ibadah. Hal ini bukan saja merusak mental dan kecerdasan, tapi merusak moral dan agama. Sebab, sesorang yang sudah candung akan selalu menggunakan setiap kesempatan.

Anehnya, banyak orangtua yang justru mendukung, bahkan berani mengeluarkan kocek untuk anaknya bisa bermain game. Hal ini justru lebih berbahaya dari kekhawatiran kita beberapa tahun lalu dengan maraknya situs-situs porno di media internet. Sebab effect game akan membuat penggunanya menjadi ketagihan dan ini yang sangat berbahaya bagi dunia pendidikan kita.

Internet ibarat pisau bermata dua. Satu bisa bermanfaat jika digunakan untuk hal positif, namun akan menjadi dapat menikam dan melukainya penggunakanya jika digunakan untuk hal negative. Dari aspek social, game akan menjadi “virus” yang menjebak dan menggerogoti mental dan fisik secara sistemik.Bahkan satu penelitian (sumber majalah Daily), salah satu efek sosial terjadi kekeringan hubungan antarindividu. Merekalebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel) daripada berintraksi dengan lingkungan.

Efek lain, seorang internet mania, akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Karena pertemuan secara face-to-face memiliki pengaruh pada tubuh yang tidak terlihat ketika mengirim e-mail. Level hormon seperti oxytocin yang mendorong orang untuk berpelukan atau saling berinteraksi berubah, tergantung dekat atau tidaknya para pengguna. 

Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respons terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan yang lain. Ini model penghancuran secara perlahan-lahan.

Tanpa kita sadari, ambisi Yahudi untuk membentuk “Kerajaan Bani Israil” seperti di masa Musa, Dawud, Sulaiman, tidak terlalu susah. Sebab mereka bisa membangun negara di sebuah sudut dunia, bahkan bisa didirikan di jantung peradaban Islam sendiri. Yahudi tak perlu menempuh cara-cara politik atau militer, tapi membuat kenyataan yang lebih menyakitkan, yaitu menyebarkan kehancuran peradaban manusia. Mulai dari film Hollywood, pornografi, narkoba, perjudian. Bahkan anak-anak balita kita kini banyak “diracuni” oleh kartun-kartun Walt Disney, termasuk game poker sebagai “tuhan baru”.

Rujukan: "Tuhan Poker", Serambi Indonesia Daily
Like & Tweet :


Join & Follow :
KOMENTAR
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Artikel Pilihan Pembaca :

mobile=show

Copyright © 2015 ATJEHCYBER — All Rights Reserved