TRENDING TOPIC #PARIS ATTACK #USA vs RUSSIA #MOST VIDEO
Follow

atjehcyber thumbkanan

rental mobil di aceh, rental mobil aceh, jasa rental mobil aceh, sewa mobil di aceh, rental mobil banda aceh, sewa mobil di banda aceh

atjehcyber stick

#TAGatjehcyber Home / /

Friday, January 24, 2014 08:25 WIB

Dibaca:   kali

atjehcyber, atjeh cyber, atjeh news, atjeh media, atjeh online, atjeh warrior, acehcyber, aceh cyber, aceh warrior, aceh cyber online, atjeh cyber warrior

The Act of Killing, film yang berkisah soal pembersihan anggota Partai Komunis (PKI) di Indonesia tahun 1965-1966 dan masuk nominasi Oscar 2014, memicu diskusi panas di media sosial Cina pekan ini, kata South China Morning Post edisi 21 Januari 2014.

Film yang meraih sejumlah penghargaan festival film kategori dokumenter pada 2012 itu berfokus pada pembersihan yang menewaskan lebih dari 500.000 orang. The Act of Killing dinominasikan dalam Oscar untuk kategori Feature Dokumenter Terbaik. Berita soal film ini dilaporkan oleh surat kabar di Cina daratan, termasuk koran corong negara Harian Rakyat.

Kemarahan dan sentimen nasionalisme muncul pada Selasa, 21 Januari 2014 karena blogger membandingkan pembersihan yang dilakukan Indonesia terhadap tersangka komunis, banyak di antaranya adalah etnis Tionghoa, dengan pembantaian Nanking tahun 1937 di mana tentara Jepang menewaskan sekitar 300.000 warga Cina.

Terkejut oleh kekejaman yang diungkapkan film The Act of Killing itu, blogger menuntut agar pemerintah Cina mengambil sikap lebih keras terhadap Indonesia dan menulisnya dalam buku-buku sejarah Cina. Lainnya menyerukan boikot berwisata ke Bali, tujuan populer bagi wisatawan Cina, tetapi merupakan situs dari beberapa pembunuhan terburuk di tahun 1965.

Dalam Sinaw Weibo, diskusi soal pembunuhan tahun 1965 itu juga berujung pada pada pembicaraan kerusuhan anti-Cina tahun 1998 di Indonesia. Mengutip catatan sejarah, South China Morning Post menyebut bahwa ribuan etnis Tionghoa tewas dan ratusan perempuan diperkosa dalam peristiwa itu. Gambar mengerikan dari eksekusi terhadap mereka di-posting di dalamnya, yang memicu kemarahan dan kutukan.

"Cina harus menghentikan pengiriman bantuan asing ke negara barbar ini," tulis seorang microblogger.

Namun, ada juga yang mengkritik pemerintah Cina karena dianggap gagal menyelamatkan warganya selama kerusuhan 1998. Blogger lainnya mengatakan bahwa pejabat di konsulat Cina pada waktu itu mempertaruhkan nyawa sendiri untuk membantu warga negara Cina.

SOUTH CHINA MORNING POST | TMPO


KOMENTAR
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Artikel Pilihan Pembaca :

mobile=show

Copyright © 2015 ATJEHCYBER — All Rights Reserved