Damascus - Para pemimpin agama sekte syiah alawiyah mulai menjaga jarak dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan meminta warganya membentuk Suriah Baru.
Deutsche Welle mengabarkan Senin (4/4/2016), hal itu terungkap dalam 'Deklarasi Reformasi Identitas' yang diselundupkan ke luar Suriah.
Sejumlah kantor berita terkenal melansir bocoran itu, di antaranya BBC, harian 'Welt am Sonntag, harian La Repubblica dari Italia dan Le Figaro dari Prancis.
Deklarasi sebanyak delapan halaman itu menyebutkan pembentukan Suriah masa depan berdasarkan sekularisme dan demokrasi. Dokumen itu juga menyebutkan bahwa Pemerintahan Assad adalah rezim totaliter.
''Penguasa politik sekarang, siapapun dia, tidak mewakili kami dan tidak membuat identitas dan reputasi kami jadi aman,'' tulis deklarasi itu.
Selama ini aliran syiah Alawiyah menjadi keyakinan utama Keluarga Bashar al-Assad, walaupun hanya mewakili 12 persen dari penduduk Suriah. Pengaruh Alawiyah semakin kuat seiring dengan bertumbuhnya Partai Baath pendukung Assad.
Para pemimpin Alawiyah juga bertekad untuk bertarung melawan sektarian dan meminta rekonsiliasi Suriah yang mayoritas dihuni penduduk Sunni.
''Suriah membutuhkan integrasi nasional, dan menerapkan sekularisme, sebuah sistem di mana Islam, Kristiani dan agama lain adalah sama,'' bunyi deklarasi itu.
Apakah ini langkah para pemimpin Alawiyah ini merupakan isyarat Presiden al-Assad bakal mundur? Leon Goldsmith, seorang ahli Alawiyah menjelaskan pada harian Daily Telegraph bahwa dokumen itu bisa jadi menjadi titik balik.
''Dokumen itu sangat penting, dan bisa mengancam posisi Assad,'' kata Leon Goldsmith.
JOIN