Sub Judul : Mengungkap Penerapan Status DOM di Aceh 1989-1998
Penulis : Al-Chaidar, Sayed Mudhahar Ahmad, Yarmen Dinamika
Editor : Satrijo Saharso
Penerbit : Pustaka Al-Kautsar, Jakarta
Cetakan : I : Oktober 1998, II : November 1998, V : Maret 1999
ISBN : -X
Kategori : Politik, Sejarah
Halaman : xx + 284
Ukuran (mm) : 155 x 240
“...Orang-orang yang menyakiti orang-orang beriman lelaki dan perempuan tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kesalahan dan dosa yang nyata...” (Qur-an Surah Al-Ahzab: 58)
Sesuai judulnya, buku karya Al-Chaidar, Sayed Mudhahar Ahmad, dan Yarmen Dinamika ini memuat berbagai kisah memilukan yang menimpa masyarakat di Aceh selama kurun gelap sejarah perjalanan peradaban Aceh. Sesungguhnya, pembantaian di Aceh bukanlah cerita baru, buku ini juga menukilkan sekilas sejarah pembantaian di bumi Iskandar Muda ini yang terjadi pada masa invasi Belanda, Jepang, juga Orde Lama dan Orde Baru.
Bagaimana perkembangan situasi sehingga membawa Aceh ke arah penerapan Daerah Operasi Militer dan menjadi kurun yang sangat gelap dalam sejarah Aceh modern, juga dicoba jawab dalam buku ini. Berbagai kontribusi Aceh terhadap Republik tidak juga membuat Republik menepati janji-janjinya untuk memberi keistimewaan sebenarnya dalam menjalankan roda pemerintahan di Aceh.
Keistimewaan yang hanya diberikan di atas kertas memaksa para pemimpin di Aceh pada akhirnya memilih pemberontakan sebagai jalan akhir, dan disikapi dengan represif oleh Jakarta. Lalu darahpun menggenang di Seuramoe Mekkah, setiap hari, setiap jam, hampir setiap menit. Sebenarnya, selama penerapan status DOM, Aceh telah berubah menjadi The Killing Field, dan keadilan pun pergi dari Bumoe Para Aulia ini.
Berbagai pola penyiksaan yang diterapkan militer, dikuak di buku ini, dari pembakaran dan penjarahan, hingga pelecehan seksual (bahkan perkosaan) sampai penghilangan hak hidup manusia. Kekejian benar-benar menemukan bentuknya di Serambi Mekkah, oleh alat negara yang seharusnya justru menjadi pelindung. Pada masa-masa suram ini, hampir saban hari bisa dipastikan ada mayat yang dibuang di tepi jalan.
Beberapa tokoh penting yang dianggap bertanggung-jawab juga diberikan satu bab khusus dalam buku ini. Serta fenomena 'cuak' yang menyeruak saat perubahan politik terjadi menyusul berakhirnya DOM.
Buku ini juga dilengkapi lampiran-lampiran berupa tabel-tabel yang memuat laporan orang hilang dari beberapa sumber, tabel-tabel kekerasan yang terjadi selama DOM, juga daftar Napol Aceh, serta data 'cuak' dari Tim Pencari Fakta Aceh Utara.
***
Sumber : Cula-Calo Review Buku Blogs
|
JOIN